Gunem.id – Aksi protes yang dilakukan oleh kelompok massa yang menamakan diri Forum Masyarakat Bersama di Kota Madiun pada Jumat (25/10) lalu menuai kecaman dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Madiun. Bawaslu menilai aksi tersebut tidak beretika dan berpotensi merendahkan martabat perempuan.
Related Post
"Pemberian barang-barang kebutuhan pribadi perempuan sebagai simbol protes tidak semestinya dilakukan. Kita harus menjaga harkat dan martabat perempuan serta menghormati satu sama lain dalam menyalurkan pendapat," tegas Wahyu, Ketua Bawaslu Kota Madiun, Minggu (26/10).
Wahyu berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam mengekspresikan aspirasi. Ia menekankan pentingnya memilih cara yang konstruktif dan menghormati semua pihak dalam menyampaikan kritik atau pendapat. "Kami mengajak semua elemen masyarakat untuk menggunakan cara yang lebih beretika dalam penyampaian aspirasi dan menjauhi simbol-simbol yang dapat merendahkan atau menyinggung kelompok tertentu," tegasnya.
Bawaslu Kota Madiun berkomitmen untuk menjaga integritas demokrasi dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam demokrasi yang sehat dan positif. Dengan demikian, diharapkan setiap aksi penyampaian pendapat bisa berdampak baik dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi kelompok lain.
Dalam aksinya, Forum Masyarakat Bersama mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu Kota Madiun. Mereka menyampaikan kekesalan terhadap kinerja penyelenggara pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan menanyakan netralitas penyelenggara Pilkada.
Budi Santoso, koordinator aksi, menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk kekesalan masyarakat terhadap kinerja KPU dan Bawaslu Kota Madiun. "Ini bentuk geregetan masyarakat, kami bersama masyarakat yang lain yaitu forum masyarakat bersama. Sekali lagi geregetan atas kinerja para penyelenggara pemilu yang ada di kota Madiun ini. Baik itu KPU maupun Bawaslu di kota Madiun ini," kata Budi.
Forum Masyarakat Bersama memberikan hadiah kepada KPU berupa pedang plastik dan lipstik, yang menurut Budi merupakan simbol agar KPU menajamkan dirinya. "Pedang itu dari plastik sehingga menjadi logam yang betul-betul tajam bisa memberikan keyakinan pada kami yang tadinya ecek-ecek plastik menjadi logam. Juga lipstick karena komisionernya yang lelaki itu masih banci semua semua," ujarnya.
Di kantor Bawaslu Kota Madiun, Forum Masyarakat Bersama memberikan hadiah daster, bra, dan wortel. "Kalau di Bawaslu tadi kami kasih daster dan bra. Supaya ini betul-betul menjadi lelaki tidak banci. Lalu wortel filosofinya seperti vitamin A, agar dalam pengawasan betul-betul jeli dan lebih awas dari sekarang kita beri vitamin," ucap Budi.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.