Gunem.id – Sebuah kabar membanggakan datang dari Surabaya. Qurrota’Ain Rizky Cahyani, anak disabilitas yang tergabung dalam Rumah Anak Prestasi (RAP) Surabaya, berhasil meraih juara dalam ajang seni tingkat internasional.
Related Post
Tata, sapaan akrabnya, berhasil meraih penghargaan "Best Line Master" kategori usia 10-13 tahun dalam ajang We Are The World Event yang digelar di Jakarta pada 21-25 Agustus 2024. Ajang ini diselenggarakan oleh pusat seni ternama dari Paris.
Karya Tata yang berjudul "Infinity in Diversity" berhasil memikat juri. Lukisan tersebut terinspirasi dari berbagai lagu internasional yang sering ia dengarkan, menggambarkan keragaman budaya musik dari berbagai negara. Tata menggunakan cat air, pensil warna, dan spidol untuk mewujudkan karyanya yang penuh makna.
Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan bagi Tata dan keluarganya. Ia bahkan akan memamerkan lukisannya di Paris pada bulan Desember mendatang. "Ini pertama kali saya ikut lomba tingkat internasional, rasanya senang, bangga, dan sedikit bingung juga," ungkap Tata.
Keberhasilan Tata ini tak lepas dari peran RAP Surabaya yang menjadi wadah bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan potensi dan bakat mereka. "Kalau mau melukis, jangan dipaksa, gambar saja yang ingin digambar. Jangan jadikan itu pekerjaan, tapi hobi," pesan Tata kepada anak-anak lainnya.
Ibu Tata, Beta Ami, juga mengungkapkan rasa bangganya. "Anak saya awalnya didiagnosa ADHD, lalu waktu kelas 3 SD diketahui ada disleksia. Dokter juga mengatakan kalau ada autis ringan," cerita Beta.
Beta sempat kesulitan mencari wadah untuk mengasah bakat Tata. Namun, ia menemukan RAP Nginden yang baru diresmikan pada tahun 2022. "Tata tidak mau sekolah, kalau disuruh sekolah nangis saja. Maunya hanya menggambar. Akhirnya, saya bawa ke Dinas Kebudayaan Kota Surabaya, tapi tidak bisa karena fisiknya normal. Akhirnya disarankan untuk ke RAP Nginden," papar Beta.
Di RAP Nginden, Tata mendapatkan pelatihan melukis setiap minggunya. Bakatnya pun semakin terasah dan berkembang. Beta juga mengikutsertakan Tata dalam pelatihan lainnya seperti public speaking, membatik, dan modeling.
"Semoga dengan usaha saya mengasah bakat Tata, dia bisa bersaing dengan anak seusianya dan tidak diremehkan di lingkungan. Saya akan terus mendukung bakat putrinya di bidang seni, khususnya menggambar atau melukis," harap Beta.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin, mengungkapkan bahwa RAP Surabaya tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mendorong anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti kompetisi. "Tujuannya agar mereka dapat meningkatkan kompetensi dan aktualisasi diri," ujar Anna.
Saat ini, terdapat empat RAP yang tersebar di berbagai wilayah Kota Surabaya, yaitu RAP Nginden, RAP Kedung Cowek, RAP Sonokwijenan, dan RAP Dukuh Menanggal. Fasilitas ini bisa dinikmati warga Kota Surabaya secara gratis. "Jumlah anak di setiap RAP sudah mencapai ratusan. Mereka juga bisa memanfaatkan fasilitas di empat RAP yang ada," pungkas Anna.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.