Informasi dari Gunem.id menyebutkan, Anggota DPRD Jawa Timur, Sumardi, melakukan kunjungan malam hari ke Mojowarno, Jombang, untuk meninjau langsung dampak banjir yang melanda wilayah tersebut. Banjir yang terjadi akibat hujan deras ini, menurut Sumardi, merupakan luapan air dari sungai di Kediri yang debitnya sangat tinggi. Arus sungai dari Kediri, kata dia, tak mampu menampung volume air besar dari daerah lain.

Related Post
"Debit air yang luar biasa besar membuat air meluap ke jalan dan sawah," ungkap Sumardi. Ia mendesak adanya koordinasi intensif antara Pemprov Jatim dengan Pemkab Jombang, Kediri, dan Mojokerto untuk mencari solusi. "Komunikasi antar pemerintah daerah sangat krusial," tegasnya.

Sumardi juga menyoroti kondisi Sungai Konto yang mengalir dari Kediri hingga Kesamben, lalu bermuara di Brantas. Menurutnya, luapan air di sungai ini semakin tinggi karena volume air yang masuk terus meningkat. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya normalisasi sungai untuk mencegah banjir di masa mendatang.
"Sungai Konto dari Kediri sampai Kesamben, sebelum bermuara di Brantas, mengalami luapan yang cukup tinggi. Normalisasi sungai menjadi solusi jangka panjang," jelasnya. Tujuh kecamatan di Jombang terdampak banjir akibat hujan lebat pada Senin (27/1/2025), termasuk Mojowarno, Mojoagung, Jogoroto, Peterongan, Sumobito, Diwek, dan Jombang Kota. Sumardi berharap, dengan adanya langkah-langkah konkret, khususnya normalisasi sungai dan koordinasi antar pemerintah daerah, dampak banjir di Mojowarno dan wilayah lain di Jombang dapat diminimalisir.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.