Informasi yang diperoleh Gunem.id menyebutkan bahwa Bank bjb optimistis mampu melakukan ekspansi bisnis, termasuk perluasan pembiayaan kredit di tahun 2023 dan seterusnya. Kepercayaan diri ini didasari oleh kondisi permodalan yang dinilai sangat kuat dan solid.

Related Post
Direktur Utama Bank bjb, Yuddy Renaldi, menegaskan bahwa ekspansi kredit akan tetap berjalan tanpa perlu menambah modal melalui penerbitan saham baru (right issue). Hal ini didukung oleh rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 19,19% per 31 Desember 2022, meningkat dari 17,78% di periode yang sama tahun sebelumnya. Modal inti Bank bjb pun tercatat naik menjadi Rp14,15 triliun pada akhir 2022, dibandingkan Rp12,47 triliun di tahun sebelumnya. Kinerja keuangan yang positif juga terlihat dari laba bersih konsolidasi yang mencapai Rp2,24 triliun sepanjang 2022, tumbuh 11,44% secara tahunan (yoy). Penyaluran kredit juga meningkat 13,22% yoy menjadi Rp115,75 triliun, didorong oleh ekspansi di sektor konsumtif dan kredit produktif untuk pembangunan daerah. Pertumbuhan aset pun mencapai 14,45% yoy menjadi Rp181,24 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,8% yoy menjadi Rp131,12 triliun.

Berkat kondisi keuangan yang prima ini, Bank bjb membatalkan rencana Persetujuan atas Rencana Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang semula dijadwalkan pada 4 April 2023.
Yuddy memaparkan sejumlah peluang yang mendorong optimisme Bank bjb. Ia menyebutkan potensi peningkatan pangsa pasar di wilayah operasionalnya, peningkatan literasi keuangan masyarakat, serta tingginya aktivitas ekonomi di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Proyek-proyek infrastruktur, termasuk Proyek Strategis Nasional, juga menjadi potensi besar bagi penyaluran kredit. Dukungan pemerintah daerah dan potensi pengembangan produk digital juga menjadi faktor pendorong.
"Bank bjb akan menerapkan strategi ekspansi kredit secara selektif dengan mengoptimalkan ekosistem bisnis, agar pertumbuhan kredit berkualitas dan berkelanjutan," tutup Yuddy.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.