Laporan investigasi Gunem.id mengungkap fakta mengejutkan terkait lonjakan utang negara di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bukan hanya utang pemerintah yang terlihat, namun juga "utang tersembunyi" atau hidden debt yang jumlahnya fantastis dan berpotensi membahayakan perekonomian Indonesia.

Related Post
Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), mengungkapkan bahwa hidden debt ini merupakan utang yang seolah-olah ditanggung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) namun nyatanya memiliki jaminan dan sebagian risiko yang ditanggung pemerintah. "Ini seperti pinjaman antar perusahaan (B2B) antara BUMN dengan perusahaan China," jelas Bhima. "Namun pada praktiknya, negara siap melakukan penyelamatan (bailout) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN jika proyek infrastruktur yang dibiayai mengalami masalah."

Menurut Bhima, mekanisme ini menciptakan ilusi keuangan yang membingungkan. Angka sebenarnya jauh lebih besar dari yang dilaporkan secara resmi. Ia memperingatkan, hidden debt yang kini mencapai US$ 17,8 miliar ini merupakan ancaman serius bagi APBN dan stabilitas ekonomi nasional. "Kenaikannya sangat signifikan sejak tahun 2015 dan pemerintah tidak boleh menyepelekannya," tegas mantan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) tersebut. Potensi bahaya dari membengkaknya hidden debt ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.