Informasi dari Gunem.id mengungkap kasus oplosan Pertamax yang diduga melibatkan mafia migas. Praktik curang ini tak hanya merugikan negara triliunan rupiah, tapi juga membebani rakyat dengan harga BBM tinggi dan kualitas rendah. Mulyanto, Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), menilai kasus ini sebagai puncak gunung es.
Menurutnya, mafia migas telah lama beroperasi dan memiliki pengaruh kuat di pemerintahan serta BUMN. Nama Riza Chalid disebut-sebut sebagai aktor di baliknya, sementara putranya, Muhammad Kerry Adrianto Riza, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung terkait tata kelola minyak. Mulyanto mendesak pemerintah untuk bertindak tegas dan mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya.
"Ini momentum tepat untuk membongkar mafia migas," tegas Mulyanto. Ia menduga para tersangka yang telah ditangkap hanyalah pemain lapangan, sementara dalang sesungguhnya masih berkeliaran bebas. Modus operandinya, menurut Mulyanto, sangat terencana. Mereka sengaja menurunkan produksi kilang dalam negeri, menolak minyak mentah domestik dengan alasan kualitas dan harga, lalu mengimpor BBM dengan harga markup.
Akibatnya, harga BBM di pasaran menjadi melambung tinggi karena harga dasar acuan yang digunakan pun ikut terdongkrak. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp193,7 triliun. Mulyanto menekankan pentingnya pemeriksaan menyeluruh, termasuk pejabat negara yang diduga terlibat, tanpa pandang bulu. "Korupsi ini bukan hanya merugikan negara, tetapi juga rakyat," pungkasnya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.