Gunem.id – Bank BTN berencana memisahkan unit usaha syariah (UUS) menjadi bank umum syariah (BUS) pada akhir tahun 2023. Target ini dipatok setelah persyaratan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 10 Tahun 2023 tentang pemisahan UUS terpenuhi.
Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan bahwa proses spin off akan dilakukan setelah aset BTN Syariah mencapai Rp50 triliun. "Kami targetkan akhir tahun 2023, paling lambat Maret 2024," ujar Nixon di Jakarta, Kamis (27/7).
Nixon menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menghindari beban finansial yang terlalu besar akibat pengalihan aset langsung. "Jika langsung dialihkan, biaya pajak yang harus dibayarkan mencapai Rp5 triliun hingga Rp6 triliun," ungkap Nixon.
Sebagai solusi, BTN Syariah akan dibentuk menjadi BUS terlebih dahulu. Setelah itu, akan dilakukan kerja sama ekuitas dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). "Ini merupakan solusi yang lebih baik, karena 3 bank syariah sebelumnya bukan pengalihan aset," jelas Nixon.
Langkah ini juga akan mengatasi tantangan administrasi, seperti akad Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dilayani BTN Syariah. "Dengan menjadi BUS, kita bisa bekerja sama dengan BSI untuk urusan penerbitan sertifikat rumah," tambah Nixon.
Dengan rencana ini, BTN Syariah diharapkan dapat berkembang lebih pesat sebagai entitas BUS dan memberikan layanan perbankan syariah yang lebih optimal kepada masyarakat.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.