Gunem.id – Calon Bupati Bangkalan nomor urut 02, Mathur Husyairi, membantah keras tudingan yang mengaitkannya dengan paham Wahabi. Ia menegaskan dirinya sebagai muslim taat yang menjalankan syariat Islam dan menampik keras tudingan anti-tahlil dan anti-perayaan Maulid Nabi.

Related Post
"Saya lahir dan dibesarkan dalam tradisi ke-NU-an di Madura. Saya belajar di pesantren, kuliah, dan berinteraksi dengan masyarakat Bangkalan yang mayoritas berlatar belakang NU," tegas Mathur.

Ia juga menegaskan komitmennya untuk membangun Bangkalan dengan kepemimpinan inklusif yang melibatkan semua warga, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau golongan.
"Saya percaya pemimpin bukan milik pribadi atau kelompok, tetapi milik seluruh masyarakat," kata Mathur.
Mathur juga menyatakan kesiapannya untuk meredakan penyebaran isu SARA dan politik identitas yang berpotensi memecah belah masyarakat Bangkalan. Ia berencana bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang kondusif.
"Kita akan meminta Bakesbangpol untuk membuat program yang mendukung program pemerintah dan mengajak FKUB untuk aktif dalam program tersebut," ujar Mathur.
Mathur juga mengajak masyarakat untuk berpolitik dengan cerdas dan rasional. "Ini adalah kontestasi visi, misi, gagasan, dan program. Jangan adu otot," pesan Mathur.
Mathur juga memaparkan sebagian dari visi dan misinya untuk membangun Bangkalan ke depan, diantaranya fokus pada peningkatan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
"Saya ingin membangun Bangkalan dengan skala prioritas, dimulai dari menyelesaikan PR lama seperti infrastruktur dan menciptakan lapangan pekerjaan," jelas Mathur.
Ia juga akan menitikberatkan pada pembangunan SDM melalui pelatihan-pelatihan wirausaha sebagai usaha mendukung pertumbuhan UMKM.
"Saya ingin memajukan perekonomian masyarakat, meningkatkan PDB, dan mengubah stigma Bangkalan sebagai daerah tertinggal," ungkapnya.
Mathur juga memiliki program khusus untuk mengembangkan pemuda dan melibatkan mereka dalam proses pembangunan.
"Langkah pertama adalah mendata dan memetakan potensi-potensi mereka agar program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan," jelas Mathur.
Ia juga akan memberi kesempatan bagi anak muda untuk menjadi entrepreneur dan UMKM dengan menyediakan modal sebesar 20-50 juta rupiah, tanpa jaminan dan bunga rendah.
"Kita harus mendorong dan mendukung pertumbuhan UMKM, agar tidak hanya sebatas seremonial," tegasnya.
Mathur yakin dengan program ini, anak muda di Bangkalan akan lebih berdaya dan berperan aktif dalam membangun daerahnya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.