Laporan Gunem.id mengungkap keresahan warga tiga desa di Pulau Mengare, Gresik, yang menggelar aksi unjuk rasa menuntut PT Freeport Indonesia dan perusahaan lain di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Manyar untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal. Aksi ini langsung mendapat respon dari DPRD Gresik.

Related Post
Ketua DPRD Gresik, Muhammad Syahrul Munir, menilai aksi tersebut sebagai peringatan keras bagi perusahaan di JIIPE. "Demo warga ini menjadi warning bagi PT Freeport dan perusahaan lainnya di sana untuk serius menanggapi tuntutan penyerapan tenaga kerja lokal," tegas Syahrul kepada Gunem.id, Selasa (15/10). Menurutnya, aksi tersebut menunjukkan adanya ketimpangan antara harapan masyarakat dan realita di lapangan. "Pertanyaannya, sejauh mana komitmen perusahaan di KEK JIIPE untuk menyerap tenaga kerja lokal?" tanyanya.

Syahrul bahkan mendesak perusahaan untuk memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) guna membiayai pelatihan dan sertifikasi bagi warga sekitar jika memang ada kendala terkait kualifikasi. "Tidak ada alasan lagi untuk tidak memenuhi serapan tenaga kerja lokal," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, menyatakan bahwa perusahaan selalu mematuhi aturan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Gresik. "Prioritas tenaga kerja memang diberikan kepada warga sekitar smelter yang memenuhi kualifikasi dan spesifikasi yang dibutuhkan," ujarnya. Katri juga menambahkan bahwa PT Freeport Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan lokal, namun tetap melalui proses kualifikasi, verifikasi, dan evaluasi yang ketat.
Ratusan warga dari tiga desa di Pulau Mengare, Gresik, menuntut agar PT Freeport Indonesia, yang kini telah beroperasi, melakukan rekrutmen tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Aksi ini menjadi sorotan dan tantangan bagi perusahaan untuk menyeimbangkan profitabilitas dengan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.