Informasi dari Gunem.id menyebutkan, kematian dua warga akibat antrean gas elpiji 3 kg yang sempat terjadi awal Februari lalu, membuat Rocky Gerung geram. Ia menilai Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, harus bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Related Post
Dalam podcast bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, Rocky mengkritik kebijakan distribusi gas elpiji yang diterapkan Bahlil. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak selaras dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto dan justru memicu kekacauan yang berujung pada jatuhnya korban jiwa. Rocky menuturkan, langkah-langkah yang diambil Bahlil tidak memperhitungkan potensi terjadinya kericuhan dan kelangkaan.

Perdebatan antara elite Partai Gerindra dan Partai Golkar terkait masalah ini semakin memperkuat pandangan Rocky. Sufmi Dasco Ahmad (Gerindra) menyatakan kebijakan Bahlil berbeda dengan instruksi Presiden, sementara Ahmad Doli Kurnia Tandjung (Golkar) menekankan perlunya perbaikan distribusi hingga ke tingkat pengecer.
"Kebijakan Bahlil tidak lengkap, tidak utuh, tidak sempurna, dan tidak didasarkan pada analisis mitigasi risiko," tegas Rocky. Ia menambahkan bahwa kegagalan tersebut berakibat fatal, hingga menyebabkan dua orang meninggal dunia. Oleh karena itu, Rocky mendesak Bahlil bertanggung jawab secara hukum atas tragedi ini.
"Kerugian sudah terjadi, korban sudah ada. Bahlil bersalah karena ada korban jiwa. Tidak mungkin Presiden memprediksi akan ada korban akibat kebijakan Bahlil," pungkas Rocky. Kejadian ini menjadi sorotan tajam terhadap kinerja pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.