Gunem.id - mie instan sudah bukan menjadi makan pengganti, tetapi sudah bergeser menjadi makan pokok khusunya anak kos.
Dampak perang Ukraina-Rusia akhirnya menyasar harga mie instan, pasalnya bahan baku pembuatan tepung terigu, yaitu gandum sedang terganggu untuk rantai pasok global karena imbas perang tersebut.
Walaupun ijin eksport dari Rusia dan Ukraina sudah mulai berjalan, tetapi efek buruk soal kelangkaan tersebut masih membayangi rantai pasok pangan global tersebut, khusunya gandum.
Baca Juga: Konser K-pop Super Junior di Manila Tertunda Setelah Ayah Eunhyuk Meninggal Dunia
Dikutip Gunem.id dari Pikiran-rakyat.com dalam artikel Anak Kos Siap-Siap Nangis, Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat dalam Waktu Dekat
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa harga mie instan akan naik 3 kali lipat dalam waktu dekat.
Syahrul Yasin Limpo mengatakan kenaikan harga mie instan disebabkan akibat dari perang antara Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Jangan Biarkan Otak Kita Menjadi terlalu Panas
Mentan menjelaskan saat ini pasokan gandum Ukraina, bahan baku membuat mie instan, mengalami penurunan.
Saat ini, kata Mentan terdapat kurang lebih 180 juta ton gandung di Ukraina yang tidak bisa disalurkan ke berbagai negara.
"Besok harganya (mie instan) harganya 3 kali lipat. Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," kata Syahrul Yasin Limpo, dikutip dari kanal YouTube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan.
Baca Juga: Aktivitas di Luar Ruangan akan Membantu Anda Mencegah Serangan Jantung dan Diabetes
Meski begitu, Syahrul mengatakan ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada. Akan tetapi harganya menjadi mahal.
"Ada gandumnya, tapi harganya mahal banget," kata Syahrul.
Artikel Terkait
Geger Ojol Vs Karyawan Mie Gacoan, Begini Kronologinya
Keributan Ojol vs Karyawan Mie Gacoan Berujung Pemecatan
Cara Membuat Mie Gacoan Mudah dan Sederhana
Warga Indonesia di Amerika Serikat, Buka Usaha Warkop Ala Indonesia di New York, Mie Instan Jadi Obat Kangen
Taiwan Tolak 4.000 kg Mie Instan Terkontaminasi Residu Pestisida dari Indonesia