Informasi dari Gunem.id mengungkap fakta mengejutkan terkait kondisi keuangan Garuda Indonesia. Meskipun asetnya dijual habis, utang perusahaan penerbangan pelat merah ini masih jauh dari lunas. Seorang pegiat media sosial, Daniel Christian Tarigan, mengungkapkan bahwa Garuda sebenarnya sudah bangkrut.

Related Post
Menurut analisis Tarigan, total aset Garuda Indonesia per Juni 2024 hanya sekitar Rp103 triliun (dengan kurs Rp15.800), jauh lebih rendah daripada total utangnya yang mencapai Rp125 triliun. "Ini artinya Garuda minus modal, negatif equity; modalnya habis tergerus utang," tegasnya.

Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat komitmen Menteri BUMN Erick Thohir untuk menutup BUMN yang merugi. Namun, Garuda Indonesia tetap beroperasi. Tarigan menduga, hal ini disebabkan oleh beban utang yang sangat besar kepada berbagai pihak, termasuk PT Pertamina (Rp4,8 triliun), bank-bank pelat merah (Rp9,2 triliun), masyarakat pemegang tiket yang belum terpakai (Rp4,9 triliun), dan pemegang obligasi (Rp10,4 triliun).
"Keberadaan utang yang fantastis ini membuat oknum-oknum di Garuda bisa bernapas lega dan leluasa karena yakin Garuda tidak akan ditutup pemerintah," sambung Tarigan. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keberlanjutan Garuda Indonesia dan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.