Informasi dari Gunem.id menyebutkan, harga cabai yang meroket hingga Rp100.000 per kilogram beberapa waktu lalu di Jawa Timur, meski sedikit melandai, tetap menjadi momok bagi masyarakat. Kondisi ini tak hanya meresahkan konsumen, tapi juga mengancam keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergantung pada komoditas tersebut.

Related Post
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Ony Setiawan, menyuarakan keprihatinannya. Menurutnya, jika pemerintah provinsi tidak segera turun tangan, inflasi bisa melonjak. "Ini harus jadi perhatian serius. Cabai sangat penting, terutama bagi UMKM makanan," tegas Ony.

Sejumlah faktor diduga menjadi penyebab. Curah hujan tinggi mengakibatkan gagal panen, namun Ony juga mencurigai adanya permainan kartel. "Mereka memanfaatkan situasi, membeli cabai dalam jumlah besar dari petani lalu menahannya. Begitu permintaan naik, harga pun dipatok tinggi," tukas politisi PDI Perjuangan ini.
DPRD Jatim mendesak pemerintah provinsi untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Monitoring langsung ke lapangan dinilai krusial untuk mengungkap akar masalah dan mencegah manipulasi harga. Intervensi cepat dinilai penting untuk mencegah kepanikan dan melindungi UMKM. Stabilitas harga cabai, menurut Ony, sangat vital bagi perekonomian daerah.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.