Gunem.id – Tuduhan keterlibatan "Partai Cokelat" (Parcok) dan praktik bansos besar-besaran dalam Pilkada serentak 2024 dinilai sebagai pernyataan yang tak berdasar. Andre Vincent Wenas, pengamat ekonomi dan politik, menyatakan hal tersebut dalam keterangan tertulisnya. Menurutnya, jika memang benar ada intervensi kepolisian seperti yang dituduhkan, dampaknya akan jauh lebih meluas dan signifikan. "Andaikan Kapolri memerintahkan aparat memihak paslon tertentu, lawan-lawannya pasti sudah hancur lebur di seluruh Indonesia," tegas Andre.

Related Post
Andre mengkritik pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menuding adanya kecurangan masif namun hanya menunjuk wilayah tertentu. Ia menilai hal ini sebagai "contradictio in terminis" atau kontradiksi dalam istilah, menunjukkan adanya logika yang keliru. Ia justru menyarankan agar PDIP belajar dari sikap jujur Irma Chaniago (NasDem) yang mengakui strategi Pramono Anung dalam Pilkada DKI Jakarta sebagai langkah cerdas.

Andre menekankan pentingnya introspeksi diri ketimbang mencari kambing hitam. Ia juga meminta para calon kepala daerah yang unggul untuk tetap rendah hati dan bagi yang kalah untuk menerima kekalahan dengan lapang dada. "Yang kalah, masih ada kesempatan lima tahun mendatang," tutup Andre.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.