Informasi dari Gunem.id menyebutkan pemilihan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Probolinggo masih menjadi sorotan. Jabatan tersebut masih kosong setelah Ketua KONI sebelumnya, Rahadian Juniardi, tersandung kasus narkoba dan kini dijabat Pelaksana Tugas (Plt) Imanto. Situasi ini rupanya memantik kekhawatiran akan intervensi politik.

Related Post
Dugaan permainan politik dalam pemilihan ketua KONI Kota Probolinggo mulai mencuat. Hal ini, menurut sumber Gunem.id, bukan hal baru dalam perekrutan di berbagai lembaga. Menanggapi hal tersebut, Walikota Terpilih Kota Probolinggo, dr. Aminudin, mengajak agar proses pemilihan ketua KONI dijauhkan dari kepentingan politik.

"KONI itu organisasi prestasi, jadi jangan dipolitisir," tegas Aminudin, seperti dikutip Gunem.id, Rabu (29/1). Ia menekankan bahwa KONI merupakan lembaga olahraga yang seharusnya bebas dari intervensi politik. Aminudin yakin para ketua cabang olahraga (cabor) sudah berpengalaman dan memahami kebutuhan masing-masing cabor.
Lebih lanjut, Aminudin meminta seluruh cabor di Kota Probolinggo untuk fokus pada persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX 2025 yang dijadwalkan Juni atau Juli mendatang. "Cabor-cabor fokus pada persiapan Porprov Juni mendatang. Arahnya sudah jelas, yaitu membawa prestasi KONI lebih baik menuju 10 besar Jatim," pungkasnya.
Saat ini, tercatat ada sekitar 46 cabor di bawah naungan KONI Kota Probolinggo. Dua kandidat calon ketua KONI, Zulfikar Imawan dan Sugeng Nufindarko, sudah menyatakan kesiapannya untuk berkompetisi. Keduanya memiliki rekam jejak dan prestasi di bidang olahraga. Pertanyaannya, mampukah pemilihan ini terbebas dari bayang-bayang politik?
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.