Gunem.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis ikan nila Indonesia akan menjadi primadona di pasar dunia. Hal ini didasarkan pada posisi Indonesia yang saat ini menempati peringkat keempat eksportir ikan nila dunia dengan nilai mencapai 79 juta dolar AS dan market share sebesar 9,7 persen. Bahkan, pada tahun 2023 nilai ekspor ikan nila Indonesia tumbuh menjadi 82 juta dolar AS.

Related Post
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengungkapkan bahwa tren ekspor ikan nila Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif. "Trend 2017-2023 ekspor tilapia kita tumbuh sebesar 7 persen, ini menunjukkan bahwa tilapia kita mampu bersaing di pasar global," terang Budi.

Ikan nila Indonesia telah berhasil menembus pasar Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Kanada. Budi menambahkan bahwa pasar lain seperti Timur Tengah masih sangat potensial untuk dikembangkan. "Artinya pasar yang lain masih sangat potensial untuk kita kembangkan misalnya Timur Tengah selain yang sudah existing," tuturnya.
Keunggulan ikan nila Indonesia dibandingkan kompetitor terletak pada sertifikasi ekolabel yang dimilikinya. Hal ini membuat produk ikan nila Indonesia dihargai lebih tinggi dibandingkan produk sejenis dari Tiongkok, Taiwan, dan Honduras di pasar Amerika Serikat.
"Tilapia Indonesia di pasar AS merupakan produk premium dan bersertifikat ekolabel," urai Budi.
KKP terus berupaya untuk memperkuat kemitraan pelaku usaha menengah atau besar dengan masyarakat lokal dalam rangka pengembangan budidaya ikan nila. "Kita juga berupaya untuk membuka akses pasar dan promosi ke negara Asia dan Timur Tengah dalam rangka peningkatan ekspor tilapia Indonesia," tutupnya.
Dengan potensi yang besar dan dukungan dari KKP, ikan nila Indonesia siap untuk menjadi raja di pasar global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.