Gunem.id – Maraknya barang impor dari luar negeri disebut-sebut menjadi penyebab utama matinya industri rumahan di sejumlah daerah. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto.
Related Post
Suroto mencontohkan industri penyamakan kulit di Yogyakarta yang mengalami kemunduran. Menurutnya, industri ini membutuhkan banyak pihak, mulai dari peternak sapi hingga petani yang menanam kulit akasia. "Bayangkan, dari industri penyamakan kulit saja ada berapa orang yang mendapatkan pekerjaan dan keuntungan. Belum lagi efek lain seperti industri keuangan, penjualan dan pembelian bahan pembantu, dan lain sebagainya," ujar Suroto.
Namun, menurut Suroto, industri rumahan ini hancur karena faktor sederhana. Para pembeli dari luar negeri dengan sengaja memecah belah pemilik industri dan pekerjanya. "Mereka tidak mampu membangun kelembagaan yang baik untuk konsolidasikan diri. Datang kemudian para pedagang atau pembeli, terutama dari luar negeri, yang ingin mengeruk untung besar," jelasnya.
Suroto juga menyoroti peran pemerintah yang dinilai tidak serius dalam melindungi industri rumahan. "Jika pemerintah tidak korup dan menerima sogokkan para eksportir luar negeri, maka industri kita tidak akan hancur," tegasnya.
Suroto menambahkan bahwa pemerintah seharusnya mendorong kebijakan fiskal untuk mendukung impor barang modal yang mendukung industri rumahan. "Kemudian memberikan insentif lain berupa kebijakan trade off untuk mendukung logistik dan membuat kuota alokasi khusus untuk memberikan dukungan industri," imbuhnya.
"Jika semua itu dilakukan, industri kita pasti akan semakin kuat dan tidak akan lenyap," pungkasnya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.