Gunem.id melaporkan bahwa menjelang Idul Fitri, inflasi di Lamongan menunjukkan tren penurunan. Kondisi ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang selama ini terbebani oleh harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, terutama selama bulan Ramadhan. Meskipun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan inflasi nasional relatif aman di angka 4,97% pada April 2023, komoditi makanan dan minuman tetap menjadi penyumbang utama inflasi, khususnya menjelang hari raya.

Related Post
Untuk mengendalikan inflasi, Badan Pangan Nasional menerapkan strategi terpadu. Langkah ini meliputi pengendalian harga dari hulu hingga hilir, penjualan dengan harga eceran tertinggi (HET), inovasi program pemerintah, pemasaran di retail modern, himbauan belanja cerdas, dan operasi pasar murah (OPM) di berbagai daerah. Arief Prasetyo Adi, menyatakan komitmen Badan Pangan Nasional untuk menjaga stabilitas harga pangan.

Pemerintah Kabupaten Lamongan merespon arahan tersebut dengan menggelar Pasar Murah Ramadhan 2023, menyediakan 2.880 paket sembako di enam lokasi. Selain itu, upaya jangka pendek dan panjang juga dilakukan untuk menekan inflasi. Jangka pendek berupa operasi pasar rutin dan OPM, sementara jangka panjang fokus pada peningkatan pasokan bahan pokok, efisiensi biaya produksi, dan pemetaan komoditas strategis. Langkah-langkah ini diambil sebagai respons atas inflasi Lamongan yang mencapai 5,36% pada Februari lalu.
Di sisi lain, dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mensosialisasikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan. RUU ini diarahkan untuk memperbaiki layanan kesehatan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan. Pemkab Lamongan mendukung RUU ini dengan merehabilitasi 20 Puskesmas, merenovasi 9 Puskesmas pembantu, membangun 5 Puskesmas Pondok Pesantren, dan mengoperasikan 8.745 posyandu aktif.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.