Gunem.id – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, melakukan kunjungan kerja ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (22/2). Kunjungan ini bertujuan mempelajari strategi pengendalian inflasi yang diterapkan di Jawa Timur, yang berhasil menekan inflasi di angka 2,4 persen pada Januari 2024.
Related Post
Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari penerapan strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. "Strategi ini diimplementasikan melalui operasi pasar, gerakan ketahanan pangan, pemantauan stok bahan pangan, dan koordinasi rutin dengan pihak terkait," jelas Adhy.
Adhy juga menegaskan bahwa Jawa Timur memiliki stok beras yang cukup hingga 6 bulan ke depan, mencapai 135 ribu ton. Hal ini berkat status Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional sejak 2020, dengan produksi padi, ternak sapi perah, dan ayam petelur yang menduduki peringkat 1 nasional.
"Kita juga akan memasuki masa panen raya di bulan Maret-April. Memang yang sulit dikendalikan harganya saat ini ialah cabai rawit dan cabai besar karena berkaitan pula dengan masa panennya," tambah Adhy.
Adhy membuka peluang bagi Pemprov Kalteng untuk bekerja sama memasok bahan pangan dari Jawa Timur, terutama komoditas daging ayam yang menjadi penyumbang inflasi di Kalteng.
Sementara itu, Edy Pratowo mengakui bahwa Kalteng saat ini masuk dalam 10 besar provinsi dengan inflasi tertinggi. "Kalteng juga bergantung pada daerah lain termasuk Jawa Timur untuk memasok kebutuhan bahan pangan seperti beras, daging ternak, bawang, dan lain sebagainya," ujar Edy.
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka jalan kerja sama yang lebih intensif antara Pemprov Jatim dan Kalteng, tidak hanya untuk mempelajari strategi pengendalian inflasi, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan masyarakat Kalteng.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.