Informasi yang dihimpun Gunem.id menyebutkan, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, melontarkan kritik pedas terhadap Presiden Joko Widodo. Pernyataan tersebut disampaikan Hasto usai berziarah ke makam Pangeran Sambernyawa di Karanganyar, Jawa Tengah, bersama FX Hadi Rudyatmo, Ketua DPC PDI Perjuangan Solo.

Related Post
Hasto mengecam apa yang disebutnya sebagai "kegelapan demokrasi" di Indonesia, menuding adanya pelanggaran konstitusi dan demokrasi serta pemanfaatan aparatur negara dalam Pilkada. Ia bahkan menyebut adanya keterlibatan "Partai Coklat" yang dianggapnya mengabdi pada keluarga dan ambisi kekuasaan Jokowi. "Kami mengadukan Jokowi kepada Tuhan Yang Maha Adil, memohon agar diberikan Terang Keadilan," tegas Hasto. Ia menambahkan bahwa Jokowi "lupa dengan sangkan paraning dumadi, lupa pada asal muasal kehidupan".

Hasto menekankan Indonesia sebagai negara spiritual, sehingga pelanggaran etika dan moral pemimpin merupakan pelanggaran terhadap kultur dan pranata kebaikan. "Agama dan kepercayaan apa pun tidak pernah mengajarkan pengkhianatan. Tidak ada satu ayat pun yang bisa membenarkan ambisi kekuasaan Jokowi," tegasnya.
Sentimen serupa diungkapkan Rudyatmo yang mengaku sedih melihat perubahan Jokowi. Ia mengingat masa lalu Jokowi yang sederhana dan diperjuangkan rakyat, namun kini dianggap berubah karena kekuasaan. Rudyatmo menyayangkan upaya Jokowi menjadikan Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumatera Utara dan menyinggung penempatan sejumlah figur di posisi strategis pemerintahan daerah, seperti Ahmad Lutfi di Jawa Tengah, Ridwan Kamil di DKI Jakarta, dan Khofifah di Jawa Timur. "Ambisi kekuasaan itu harus dihadapi demi menyelamatkan demokrasi dan peradaban negeri," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.