Informasi dari Gunem.id menyebutkan Presiden Jokowi geram dengan maraknya impor pakaian bekas yang mengancam industri tekstil dalam negeri. Di Istora GBK, Jakarta, Rabu (15/3), Jokowi secara tegas menyatakan bahwa bisnis thrifting, yang tengah populer di kalangan masyarakat, telah mengganggu pertumbuhan sektor tekstil nasional. "Sangat mengganggu," tegasnya.

Related Post
Kegeraman Jokowi bukan tanpa alasan. Ia melihat bisnis pakaian bekas impor ini sebagai penghambat kemajuan industri tekstil lokal yang seharusnya mampu bersaing dan berkembang. Untuk itu, Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk menindak tegas para pelaku impor pakaian bekas tersebut. Langkah ini dinilai penting untuk melindungi industri dalam negeri dan para pengrajinnya.

Lebih lanjut, Jokowi mendorong peningkatan penjualan produk tekstil dan alas kaki lokal. Ia meminta para pelaku industri untuk aktif memasarkan produknya melalui e-katalog produk dalam negeri, khususnya kepada kementerian/lembaga dan pemerintah pusat/daerah. "Kalau sepatu saja kita masih impor, ini sangat disayangkan," ujarnya dengan nada kesal.
Popularitas thrifting memang tak bisa dipungkiri. Harga murah dan kesempatan mendapatkan barang bermerek menjadi daya tarik utama bagi berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat menengah. Namun, di balik popularitasnya, bisnis ini menyimpan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena potensi penyakit menular dan juga mematikan industri fashion lokal. Sebagian besar pakaian bekas ini masuk ke Indonesia melalui jalur impor dari negara-negara seperti Malaysia dan Singapura.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.