Informasi yang dihimpun Gunem.id menyebutkan sejumlah kader Partai Gerindra Kabupaten Jombang secara mengejutkan beralih dukungan ke pasangan calon (Paslon) Mundjidah dan Sumrambah. Keputusan ini bertolak belakang dengan dukungan resmi partai yang mengusung pasangan calon nomor urut 02, Warsubi Salman.

Related Post
Ratno Hadi Siswanto, salah satu deklarator Partai Gerindra Jombang sejak 2009, mengungkapkan kekecewaan mendalam para kader. Menurutnya, pengelolaan partai dinilai hanya dikuasai segelintir orang, yang diduga merupakan keluarga dari calon bupati Warsubi. "Para kader Gerindra Jombang tak lagi peduli dengan paslon yang diusung partai," tegas Hadi. Ia menambahkan, struktur partai dari tingkat ranting hingga DPC tak dilibatkan dalam proses pilkada, bahkan diabaikan dalam kegiatan kampanye. Contohnya, mantan ketua Gerindra Jombang tak diundang dalam acara kampanye Warsubi di dekat rumahnya.

Kekecewaan ini diperparah dengan persepsi kader bahwa Warsubi memiliki rekam jejak buruk, berbeda dengan Mundjidah-Sumrambah yang dinilai positif. "Teman-teman merasa tak dihargai, maka sepakat mendukung Mundjidah-Sumrambah," ujar Hadi. Ia juga menyoroti isu adanya istri simpanan Warsubi di Mojokerto yang menambah kekecewaan kader.
Senada dengan Hadi, Sugiono, Wakil Ketua DPC Gerindra Jombang, mengatakan kader Gerindra awalnya tegak lurus terhadap keputusan partai. Namun, penunjukan Warsubi sebagai calon bupati dinilai sebagai pilihan yang kurang tepat. "Kita cenderung merapat ke sosok yang amanah dan berpengalaman, yakni Mundjidah-Sumrambah," jelas Purnawirawan TNI ini. Ia berharap pasangan Mundjidah-Sumrambah dapat melanjutkan program pembangunan yang sempat terhambat pandemi Covid-19. Pasangan Warsubi-Salman sendiri diusung oleh koalisi delapan partai, termasuk Gerindra. Peristiwa ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang soliditas internal Partai Gerindra Jombang menjelang Pilkada.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.