Kereta Api Jember-Situbondo: Ekonomi dan Pariwisata Terdongkrak?

Kereta Api Jember-Situbondo: Ekonomi dan Pariwisata Terdongkrak?

Informasi dari Gunem.id menyebutkan dukungan kuat dari Dr. Agung Mulyono, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jawa Timur, terhadap rencana reaktivasi jalur kereta api Jember-Bondowoso-Situbondo. Agung optimistis proyek ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di kedua kabupaten tersebut. Pemandangan alam yang menawan di Jember dan Situbondo, menurutnya, akan semakin menarik minat wisatawan.

Collab Media Network banner content

"Reaktivasi ini sangat positif, mampu menggairahkan ekonomi dan pariwisata. Wisatawan akan berdatangan, dan otomatis meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Agung saat dihubungi Senin (2/12/2024). Sebagai anggota DPRD Jatim yang mewakili Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi, Agung memahami pentingnya konektivitas di wilayah tersebut. Jember dan Situbondo, lanjutnya, merupakan simpul transportasi vital antara Jawa Timur bagian utara dan selatan.

Kereta Api Jember-Situbondo: Ekonomi dan Pariwisata Terdongkrak?
Foto Istimewa : www.rmoljatim.id

Lebih dari sekadar wisata, Agung menekankan fungsi utama jalur kereta api ini untuk transportasi orang dan barang. "Masyarakat akan lebih mudah bepergian, dan distribusi komoditas pun akan lebih cepat," tambahnya. Politisi tiga periode ini berharap proses reaktivasi jalur Kalisat-Situbondo segera terealisasi. Ia mendorong kolaborasi erat antara PT Kereta Api Indonesia (KAI), Pemprov Jatim, dan pemerintah daerah terkait.

"Semua pihak harus bahu-membahu memastikan dampak positif yang luas bagi masyarakat dan memaksimalkan potensi ekonomi," tegas Agung. Ia juga melihat reaktivasi ini sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, karena masyarakat akan beralih ke moda transportasi yang lebih efisien. Selain itu, komoditas pertanian dari Bondowoso, Situbondo, dan Jember akan lebih mudah didistribusikan, menguntungkan sektor pertanian.

Jalur kereta api Kalisat-Panarukan, yang berhenti beroperasi sejak 2004, kini memasuki babak baru. Studi kelayakan telah rampung pada 2023, dan proyek ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, sesuai Perpres 80 Tahun 2019. Selain jalur ini, empat jalur kereta api non-aktif lainnya juga akan diaktifkan, namun Kalisat-Panarukan diprioritaskan. Jalur yang dibangun pada 1897 oleh Hindia Belanda ini diharapkan kembali menghidupkan perekonomian dan pariwisata di Jember dan Situbondo.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar