Setelah Sukses dengan Vaksin Covid, China Mulai Mengembangkan Vaksin untuk Cacar Monyet

Gunem.id - Perusahaan China sudah mulai mengembangkan alat uji dan vaksin untuk infeksi cacar monyet atau monkeypox, yang sebelumnya mendapat untung besar dari pandemi Covid.

Beberapa laboratorium telah mulai membuat alat uji asam nukleat untuk virus yang menyebar ke seluruh dunia dengan lebih dari 200 kasus yang dikonfirmasi.

China belum melaporkan infeksi penyakit ini, tetapi para ahli disana telah mengembangkan vaksin yang dapat digunakan satu tahun mendatang.

“Para ahli menunjukkan bahwa tidak ada masalah teknologi dalam mengembangkan vaksin terhadap cacar monyet dan akan mengembangkan vaksin dalam waktu sekitar satu tahun,” kata pengembang dikutip Gunem.id dari Dailymail Rabu, 25 Mei 2022.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, Virgo, Berlaku Hari Kamis, 26 Mei 2022

Setidaknya 221 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi di seluruh dunia sejak pasien pertama jatuh sakit di Inggris pada 6 Mei 2022, dengan sebagian besar infeksi dialami pria gay dan biseksual.

Uni Emirat Arab, Republik Ceko, dan Slovenia adalah negara terbaru yang melaporkan adanya infeksi.

Meskipun tidak dibuat untuk monkeypox, suntikan Imvanex, dibuat oleh Bavarian Nordic yang berbasis di Denmark untuk mengobati cacar, efektif digunakan hingga 85 persen.

Dr Romulus Breban, seorang peneliti di Institut Pasteur di Paris mengatakan, wabah global saat ini sedang “menunggu untuk terjadi lagi” karena tingkat kekebalan dunia yang hampir nol.

Sembilan belas negara telah mendeteksi kasus dalam sebulan terakhir, yang telah memicu kekhawatiran karena infeksi biasanya hanya terjadi di Afrika barat dan tengah.

Baca Juga: Perseteruan 2 Orang Terkaya di Dunia, Elon Musk dan Bill Gates Semakin Meruncing

Badan Keamanan Kesehatan Inggris menawari vaksin Imvanex kepada mereka yang terinfeksi dan menyarankan untuk mengisolasi diri di rumah selama tiga minggu, serta menghindari kontak dengan anak-anak.

Penyakit ini, pertama kali ditemukan pada monyet lab pada akhir 1950-an, biasanya ringan tetapi dapat menyebabkan gejala yang parah dalam beberapa kasus, dan kemungkinan fatal hingga 10 persen.[e[*