Gunem.id - United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia mengungkap, hampir 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia tercemar limbah tinja.
Studi ini berdasarkan pada penelitian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020, tentang Kualitas Air Minum Rumah Tangga.
Air yang tercemar oleh limbah tinja menimbulkan penyebaran penyakit diare, yang merupakan penyebab utama kematian balita.
Baca Juga: Peta Astronomi Tertua yang Disusun Hipparchus Tahun 129 SM Ditemukan di Dalam Manuskrip Kuno
“Sanitasi yang aman bisa mengubah kehidupan anak-anak dan membuka kesempatan mereka untuk mewujudkan potensi dirinya,” kata Robert Gass, Perwakilan UNICEF Indonesia.
“Sayangnya, ada begitu banyak anak yang tinggal di daerah-daerah terdampak sanitasi tidak aman dan hal ini mengancam setiap aspek pertumbuhan mereka,” lanjutnya dikutip Gunem.id dari situs UNICEF Indonesia.
Terkait hal ini, UNICEF menyerukan kepada rumah tangga Indonesia untuk memasang, memeriksa, atau mengganti tangki septiknya, serta rutin menguras tangki minimal satu kali setiap tiga hingga lima tahun.
Baca Juga: Kenapa Mie Instan di Warung lebih Enak daripada Bikin Sendiri, Berikut Ini Rahasianya
UNICEF juga mencatat, rumah tangga yang memiliki sarana toilet dengan sambungan tangki septik yang tertutup dan yang rutin dibersihkan secara berkala, kurang dari 8 persen.
Artikel Terkait
Turunkan Berat Badan dengan Terapi Air Putih, Emang Bisa
Air Putih Tidak Hanya untuk Haus tetapi Juga Bermanfaat bagi Pencernaan Kita
5 Manfaat Air Rebusan Jagung untuk Kesehatan
Diduga Gagal Ginjal Akut, 1 Warga Blitar Meninggal dan 3 Lainnya Masih Dirawat di RSSA Malang
Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Meningkat: Hentikan Dulu Penggunaan Semua Jenis Obat Cair Terutama Sirup