Gunem.id – Dalam Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Masjid Jami Al Munawwarah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024), Khofifah Indar Parawansa mengenang sosok Gus Dur sebagai pejuang kemanusiaan dan pluralisme sejati. Acara yang bertema "Menajamkan Nurani Membela yang Lemah" ini dihadiri oleh keluarga Gus Dur, tokoh agama, dan sejumlah pejabat.

Related Post
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini berbagi kenangan pribadi. Ia menceritakan kebiasaan mereka jalan pagi bersama, mendengarkan Gus Dur menguraikan syair-syair. "Gus Dur pribadi yang sederhana, penuh wibawa, tapi punya visi besar untuk bangsa," ungkap Khofifah.

Khofifah menekankan warisan toleransi dan keberagaman yang ditanamkan Gus Dur. Ia menyebut keberanian Gus Dur mengakui keberadaan minoritas Tionghoa di Indonesia sebagai langkah bersejarah. Keputusan Gus Dur mencabut Inpres No. 14/1967 yang melarang perayaan Imlek, dan menggantinya dengan Inpres No. 6/2000, mengakhiri diskriminasi dan mengukuhkan Gus Dur sebagai "Bapak Tionghoa Indonesia".
"Meski dikenal sebagai tokoh pluralisme, Gus Dur lebih suka disebut humanis," jelas Khofifah, mengutip pesan Gus Dur yang ingin namanya ditulis "The Humanist" di makamnya.
Haul ini, menurut Khofifah, menjadi momentum untuk meneruskan semangat Gus Dur dalam membangun Indonesia yang adil dan toleran. Ia mengajak semua pihak untuk berjuang demi kebenaran dan keadilan, mengingat pesan Gus Dur tentang pentingnya perjuangan dan pengorbanan. "Siapa pun yang hidup harus siap berjuang. Setiap perjuangan butuh pengorbanan, setiap pengorbanan besar pahalanya," pungkas Khofifah, mengulang pesan terakhir Gus Dur.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.