Gunem.id – Jawa Timur, yang selama ini dikenal sebagai provinsi dengan potensi pertanian yang luar biasa, kini semakin kokoh sebagai sentra produksi tembakau terbesar di Indonesia. Hal ini tak lepas dari kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak selama lima tahun terakhir.
Related Post
Kesejahteraan petani tembakau di Jawa Timur kian membaik. Kontribusi optimal di masa pemerintahan Khofifah-Emil membuat kesejahteraan petani dan pedagang tembakau makin meningkat.
Tembakau, komoditas primadona Jatim, tumbuh subur di lahan kering, bahkan saat musim kemarau. Sementara, saat musim penghujan, lahan petani bisa ditanami komoditas lainnya, seperti padi dan jagung.
Di awal pemerintahan Khofifah-Emil, areal produksi tembakau di Jatim tercatat sekitar 110.813 hektar dengan total produksi 85.000 – 90.000 ton per tahun. Kontribusi produksi tembakau Jatim mencapai 50 persen kebutuhan nasional.
Pemprov Jatim tak tinggal diam. Mereka gencar melakukan upaya pengembangan perluasan areal lahan, peningkatan produksi tembakau, dan kesejahteraan petaninya. Selama kepemimpinan Khofifah, setidaknya telah didistribusikan 8 juta kg bantuan pupuk untuk petani tembakau di seluruh daerah di Jawa Timur dan ribuan alat mesin pertanian seperti handtraktor, pompa air, cultivator, dan lainnya.
Pemprov Jatim juga menerapkan beberapa metode pengembangan pertanian, seperti Inovasi Pengembangan Tembakau Unggul Lokal, Penumbuhan Agropreneur Muda Tembakau, Pelatihan UsahaTani Tembakau Terintegrasi, dan Diversifikasi Usaha Tani Tembakau dengan Bawang Merah.
Upaya dan kerja keras selama lima tahun ini akhirnya sukses mengantarkan Jawa Timur sebagai produsen tembakau terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 51,16 persen dari total produksi secara nasional sebesar 265.701 ton.
Produksi tembakau di Jatim tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022, dimana pada tahun 2022 produksinya mencapai 97.936 ton dan di tahun 2023 naik menjadi 135.117 ton.
Luas areal perkebunan tembakau di seluruh wilayah di Jawa Timur juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, luas areal perkebunan tembakau mencapai 88.969 hektare. Di tahun 2023 tercatat naik menjadi 114.215 hektare sekaligus menempatkan Jatim sebagai provinsi dengan areal perkebunan tembakau terluas di Indonesia.
H. Khairul Umam, pedagang tembakau dan pemilik PT. Bawang Mas Group di Pamekasan, menyatakan, dirinya dan teman-teman petani dan pedagang tembakau merasakan ada bantuan nyata dari Pemprov Jatim selama dipimpin Khofifah-Emil untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pedagang tembakau.
"Kepemimpinan Khofifah di Jawa Timur selama 5 tahun ini kami rasakan punya komitmen besar untuk membantu petani tembakau. Dan itu sudah dibuktikan dengan membantu para petani tembakau di Madura," ujar Haji Her, sapaan akrabnya.
Rindawati, dari Aliansi Petani Tembakau, menyebut program penguatan ekonomi petani tembakau yang sudah dilakukan Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Khofifah-Emil sudah banyak dirasakan petani.
"Pemprov Jatim kita nilai cukup berhasil menjamin pasar. Hasil petani tembakau terserap dengan baik, sehingga petani bisa sejahtera. Kami juga terbantu dengan adanya penyediaan bibit, pupuk dan penyuluhan bagi petani," ungkap Rindawati.
Khofifah sendiri menyatakan akan terus mendengarkan aspirasi dari tim petani dan pedagang tembakau.
"Ke depan, kami akan bangun sistem dan ekosistem yang sama-sama menguatkan semua pihak, petani dan pedagang harus bahagia dan sejahtera," tegas Khofifah.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.