Gunem.id melaporkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri serah terima jabatan (sertijab) Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo periode 2024-2030 di DPRD Kabupaten Probolinggo, Senin (3/3). Sertijab dari Pj. Bupati Ugas Irwanto kepada Bupati dr. Muhammad Haris dan Wakil Bupati Fahmi Ahz ini disaksikan langsung oleh Khofifah dan ditandai dengan penandatanganan berita acara.

Related Post
Dalam arahannya, Khofifah menekankan pentingnya keselarasan program pembangunan. Ia meminta agar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo selaras dengan RPJMD Provinsi Jawa Timur dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN). Hal ini krusial untuk mewujudkan visi misi Kabupaten Probolinggo dalam Program SAE (Sejahtera, Amanah-Religius, Eksis, dan Berdaya Saing) yang terdiri dari lima misi dan 22 program unggulan. Khofifah menegaskan perlunya sinkronisasi dengan program Nawa Bhakti Satya Pemprov Jatim dan Asta Cita Presiden.

"Harus ada sinkronisasi dengan RPJMN yang di dalamnya terdapat Asta Cita dan 8 Quick Win," tegas Khofifah. Untuk mencapai hal tersebut, Khofifah meminta RPJMD Provinsi Jawa Timur diselesaikan dalam tiga bulan, guna memberikan waktu bagi kabupaten/kota untuk menyesuaikan.
Khofifah juga menyoroti angka kemiskinan di Kabupaten Probolinggo yang masih tinggi, berada di peringkat empat tertinggi di Jawa Timur dengan 191.110 jiwa atau 16,45 persen. Meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, Khofifah meminta intervensi lebih masif mengingat penurunan kemiskinan juga merupakan bagian dari Asta Cita ke-6. Rendahnya pertumbuhan ekonomi (4,72 persen) dan IPM (empat terbawah di Jatim) juga menjadi perhatian serius.
"Penurunan kemiskinan masih lambat, perlu intervensi lebih besar," ujar Khofifah. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan IPM dengan mengacu pada Asta Cita ke-4, sekaligus menyelaraskannya dengan program Jatim Cerdas dan Jatim Sehat serta program makan bergizi gratis.
Khofifah berharap sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dapat mengatasi berbagai permasalahan di Kabupaten Probolinggo, termasuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), kematian bayi (AKB), dan stunting. Ia optimistis dengan semangat kolaborasi, Kabupaten Probolinggo dapat mewujudkan visi SAE-nya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.