Gunem.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menekankan peran laut sebagai perekat Nusantara dalam peringatan Hari Nusantara, Jumat (13/12). Menurutnya, laut bukan pembatas, melainkan jembatan yang menghubungkan ribuan pulau Indonesia, membentuk kesatuan wilayah NKRI. Pernyataan ini selaras dengan visi maritim Indonesia yang menempatkan laut sebagai jantung persatuan.
Khofifah mengingat Deklarasi Djuanda tahun 1957 sebagai tonggak sejarah penegasan kedaulatan maritim Indonesia. Deklarasi tersebut, yang diinisiasi Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja, menyatakan laut di antara dan di dalam kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah negara. "Laut adalah identitas, kedaulatan, dan kesejahteraan bangsa. Ia mempersatukan, bukan memisahkan," tegas Khofifah di Surabaya.
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar dunia, memiliki infrastruktur alami berupa laut yang menghubungkan Sabang sampai Merauke. Hari Nusantara, lanjut Khofifah, harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan identitas maritim dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan. Kekayaan laut Indonesia, mulai dari terumbu karang hingga beragam biota laut, termasuk 76% spesies terumbu karang dunia, harus dikelola dengan bijak. Sektor perikanan, yang menyumbang signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja, juga perlu dioptimalkan.
Khofifah mendorong penerapan konsep ekonomi biru (blue economy) untuk kesejahteraan rakyat. Ekonomi biru menekankan pembangunan berkelanjutan dengan pemanfaatan sumber daya laut secara bijaksana, tanpa merusak lingkungan. "Teknologi ramah lingkungan dan proses produksi efisien sangat penting untuk mengurangi limbah dan emisi karbon," imbuhnya. Dengan potensi besar di sektor perikanan berkelanjutan, pariwisata bahari, dan energi terbarukan laut, Indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat kedaulatan maritim.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.