Gunem.id – Pertamina, perusahaan energi nasional, terus mendorong semangat inovasi di kalangan generasi muda. Melalui Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk melahirkan ide-ide brilian yang berpotensi mengubah masa depan industri energi.
Related Post
"Di sini kita ingin mengingatkan bahwa kreativitas dan inovasi itu dimulai sejak di bangku kuliah," ungkap Senior Manager Relations Upstream Pertamina Regional Jawa, Agus Suprijanto, pada Kamis (9/10).
IIA 2024 mengusung tema "Driving Innovation: Pioneering Sustainable Energy and Community Development". Tema ini merefleksikan komitmen Pertamina untuk terus berinovasi dalam menciptakan energi berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan.
"Program ini untuk mengumpulkan ide-ide inovasi guna mempertahankan kinerja yang baik. Perlombaan ini dibuat button up, jadi pemenang di level regional Jawa ini akan naik ke level Subholding Upstream," tambah Agus.
Lebih dari 100 tim mahasiswa ITS bersemangat menunjukkan ide-ide inovatif mereka. 12 inovasi terpilih mencakup aspek reduksi emisi, bio diesel dari bahan organik, filter air limbah berbasis teknologi, hingga deteksi anomali instrumen industri.
Salah satu tim, U-IIA, menawarkan inovasi pengembangan canting cap batik modular dengan konfigurasi 1.000 motif untuk batik kawasan Bangkalan. Tim Cagar menghadirkan jam tangan keren berbahan daur ulang plastik, sementara Tim Aryasatya menyajikan helm sepeda motor yang menggabungkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan keselamatan pengendara.
Pinto Budi Bowo Laksono, Manager Communication, Relation & CID Pertamina Regional Jawa sekaligus tim juri lomba inovasi, menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mentransfer ilmu pengetahuan. "Produk inovasi yang masih berupa ide tidak bisa jalan sendiri, harus ada penggunanya. Hal itu bisa dimulai dari networking, dan internal kampus," jelas Pinto.
Inovasi batik, misalnya, memiliki peluang untuk diintegrasikan dengan binaan UMKM Pertamina. "Jadi bagaimana dari sisi efisiensi dan efektifitas bisa terus mendukung pemberdayaan masyarakat," ujar Pinto.
Dalam lomba inovasi ini, aspek keberlanjutan, lingkungan, penggunaan bahan daur ulang, dan aspek inovatif menjadi fokus penilaian utama. "Harus lebih ke sustainability. Bagaimana mereka menggunakan bahan-bahan bekas yang digunakan sebagai inovasi, bukan produk yang dibeli baru," tegas Pinto.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.