Aksi mahasiswa di depan Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan membawa mobil sedot WC menjadi sorotan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap dugaan manipulasi aset tersangka kasus Jiwasraya, Heru Hidayat. Gunem.id melaporkan, aksi ini juga menjadi bukti kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja Kejaksaan.
Related Post
Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai aksi ini sebagai akumulasi kekecewaan terhadap kinerja Kejaksaan. "Ya jadi sampai disitu diperlihatkan bahwa selama ini waktu kita melakukan reformasi kita memerlukan kejaksaan yang profesional. Tapi kemudian kita lihat bagaimana kejaksaan jadi calo juga tuh," ujar Rocky.
Menurut Rocky, aksi mahasiswa dengan membawa mobil tinja menggambarkan pandangan masyarakat terhadap Kejaksaan, khususnya setelah insiden kebakaran gedung Kejaksaan beberapa waktu lalu. "Orang merasa bahwa karena terlalu banyak kejahatan maka si jaksa bakar sendiri itu berkas-berkas dia tuh," sindir Rocky.
Rocky juga menilai bahwa citra Kejaksaan telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, buruknya kinerja Kejaksaan juga menjadi catatan lembaga-lembaga internasional. "Kenapa? ya karena perlakuan jaksa juga mempermainkan pekara, menunda-nunda ke eksekusi karena mau meres juga. Itukan sudah jadi semacam rahasia umum, pengetahuan umum bahkan," ungkap Rocky.
Aksi demonstrasi ini dilakukan oleh Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) pada Kamis (26/9) di depan Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam aksinya, Kamerad mendesak Kejagung mencopot Jampidsus Febrie Adriansyah karena diduga melakukan manipulasi aset PT Gunung Bara Utama milik tersangka kasus Jiwasraya, Heru Hidayat.
Tinggalkan komentar