Gunem.id – Oleh: Eni Kusuma
Lain kepala lain pikirannya. Sama-sama bekerja di sektor domestik, sebagai pekerja rumah tangga, sebagai nanny, ada yang santai saja menanggapi ketika disapa dengan, ‘babu.’ Ada pula yang panas telinga.
Tulisan ini saya buat untuk mengukuhkan gelar yang melekat pada saya atau mengiringi rekan yang lain. Ini hanya bagi yang "merasa" saja. Yang saya maksud "merasa" di sini adalah yang merasa nyaman dan enjoy saja disebut: TKW, TKI, PRT, rewang, buruh, babu, atau barangkali ada sebutan yang lebih "angker" lagi.
Karena memang begitulah kenyataannya. Istilah-istilah itu memang mengiringi profesi pembantu rumah tangga. Jika (maaf) tidak nyaman disebut begitu, menurut saya, ya bekejalah di sektor lain.
Baca Juga: Taat Beribadah dan Ramah, Berikut Fakta Pemeran Uttaran yang Beragama Islam
Terus terang saya salut dengan pribadi (seorang pembantu rumah tangga) yang dengan berani menyebut dirinya "babu" sebagai imej dari profesinya pada khalayak secara profesional, bukan yang menggembor-gemborkan di pasar-pasar.
Menurut saya, jika istilah "babu" sebagai kata sapaan yang selalu menyapa rekan-rekan kita sesama pembantu di setiap kali mereka bertemu, kedengarannya memang seperti "merendahkan diri sendiri". Terus terang kata ini tidak mengandung "energi" atau "semangat".
Coba bayangkan, (meskipun saya tidak keberatan) disapa dengan "Hey, Babu, lagi ke pasar yah?" atau seorang yang bukan babu menyapa kita dengan sebutan "babu" yang menurut si babu sendiri "merendahkannya" .
Namun, jika kita openmind, apa pun sebutan tentang profesi kita tidak akan berpengaruh pada kepribadian kita. Memang inilah kenyataannya, so what? Sekali lagi jika kita "terbuka" tentu kita akan dengan senang hati menerima sebutan apa pun tanpa melihat maksud dari si penyebut tadi.
Baca Juga: Dikeluarkan Sekali dalam 7 Tahun, Dandang Pusaka Kiai Dudo Milik Keraton Kasunanan Surakata
Artikel Terkait
Masalah-Masalah Pertanian di Desa Saya Bagian Terakhir : Ke Mana Saja Dinas Pertanian?
Kisah dari Kedung Kopi, Hantu Obor dan PKI
Kebyokan Tradisi yang Hilang dari Desa Saya
Sumber Air Dan Tradisi Masonan di Kampung Saya
Semua Perempuan Ingin Tampil Cantik Cantik yang Seperti Apa untuk Siapa?