Gunem.id - Acara mitoni merupakan rangkaian ritual, di antaranya: tedhak siten (turun tanah), kendurian, dan mengarak serta memandikan bayi ke belik di pusat (sumber) air.
Kita sering mendengarkan petuah medis, bahwa tubuh manusia lebih kuat menahan lapar daripada haus.
Dengan kata lain, menurut kalkulasi medis, kematian akan lebih cepat datang ketika tubuh kekurangan air daripada kekurangan makan.
Baca Juga: Tips Mendidik Anak ala Bung Tomo
Di sisi lain, kita juga melihat perkampungan tradisional, biasanya pertama-tama tumbuh di dekat sumber air, sungai, telaga. Baru, seiring pertumbuhan penduduk, melebar ke segala penjuru.
Itu, menandakan betapa air dipandang sedemikian vital bagi kehidupan. Dan, memang demikianlah faktanya.
Di desa (saya), dulu, kalau ada warga baru –misalnya yang datang berpindah karena perkawinan, lalu jatuh sakit atau merasa tidak enak badan, orang akan segera mengomentarinya sebagai tanda kajog banyu.
Baca Juga: Sisi Lain Bung Tomo: Pernah Menyaksikan Kereta Kencana Melayang di Angkasa
Yang dimaksudkan dengan kajog banyu adalah reaksi tubuh terhadap air (dari sumber) yang baru, yang diminum dan digunakan untuk mandi.
Artikel Terkait
Tradisi Masonan dan Semangat Kebersamaan di Kampung Saya
Plastik Menggilas Tradisi Masonan di Kampung Saya
Cara Belajar Menulis Cerpen tanpa Teori
Asal Usul, Pahlawan Nasional dan Pahlawan Lokal, Pahlawan Negara dan Pahlawan Partikelir
Buku Kumpulan Cerpen Anomali: Desa, Perempuan, dan Sastra