Gunem.id, Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung optimalisasi produksi minyak bumi dalam negeri. Kali ini, mereka berpartisipasi dalam proyek injeksi "Huff and Puff" di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Related Post
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menjelaskan bahwa proyek ini dijalankan dengan skema No Cure No Pay dan dimulai pada November 2023. Petrokimia Gresik berperan penting dalam proyek ini dengan menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter.
"Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant," ujar Dwi.
Keunggulan Petrokimia Gresik dalam memproduksi Green Surfactant terletak pada keberadaan dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton/tahun. Pabrik tersebut menghasilkan gas SO3, bahan baku utama Green Surfactant, dalam jumlah melimpah dan kualitas yang stabil.
Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020 memiliki kapasitas produksi sebesar 600kL/Tahun. "Pabrik ini telah mengalami banyak peningkatan, sehingga produk Green Surfactant yang dihasilkan jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam IOR/EOR, atau sesuai dengan permintaan pasar," jelas Dwi.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan bahwa kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik diproyeksikan mencapai 5500kL pertahun pada tahun 2026.
Green Surfactant yang diformulasikan oleh PT Dunia Kimia Jaya dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia, telah melewati berbagai uji coba yang ketat. "Green Surfactant telah terbukti mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan dalam uji phase behavior dan uji imbibisi," ungkap Dwi.
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih, menambahkan bahwa Green Surfactant produksi Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Proses Huff and Puff ini melibatkan injeksi Green Surfactant yang diformulasikan dengan chemical lain ke sumur minyak, kemudian didiamkan (soaking) beberapa waktu sebelum diproduksikan kembali. Proses ini dapat memisahkan minyak bumi yang masih menempel pada bebatuan sehingga meningkatkan perolehan minyak bumi," jelas Digna.
"Produk Green Surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi," tegasnya.
Digna berharap proyek Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio dapat menjadi pilot project EOR yang semakin menunjukkan kualitas produk Petrokimia Gresik.
"Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Ini terjadi karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya. Sehingga dengan menggunakan Green Surfactant akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi," pungkasnya.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.