Berikut adalah kumpulan puisi - puisi yang di tulis poleh Pulo Lasman Simanjuntak, selamat menikmati
Berikut ini adalah tiga puisi yang bagus untuk dibacakan di panggung Agustusan, atau dijadikan materi lomba baca puisi untuk anak dan remaja
Puisi-Puisi Bonari Nabonenar. Semoga puisi-puisi ringan begini bisa bisa jadi hiburan di musim packlik minyak goreng ini.
Berikut ini adalah puisi-puisi pendek tentang lebaran. Semoga suasana lebaran yang akan datang tidak sekelabu seperti terasa dalam puisi-pui
Semakin dekat dengan suasana Hari Valentine, semoga puisi-puisi bertema cinta seperti ini mendapatkan tempat di hatimu.
Rakyat adalah kita yang didesak turun ke jalan melalui penggusuran, pemerasan, dan berbagai bentuk kesewenang-wenangan.
Demikianlah dahulu kala, sekawanan raksasa merebut ladang kita. Modal ditanam berbuah batu dan pentungan.
Berikut ini puisi bertema cinta karya Bonari Nabonenar. Ada empat, biar suasana hari Valentine tahun ini tidak garing-garing amat.
Untuk menyambut perayaan Hari Kasih Sayang, Valentine Day, inilah 3 puisi Bonari Nabonenar yang ikut bicara soal cinta.
Puisi Bonari Nabonnar: Gawat. Benar-benar gawat. Ketika datang tenggat, ketemu sebiji puisi usang, yang semoga masih bisa dirasa hangat.
Ada dua laki-laki di dalam dua puisi Bonari Nabonenar berikut ini. Dua-duanya adalah jenis laki-laki yang tidak beruntung.
Puisi Bonari Nabonenar: Manusia, Burung, Anjing, Cacing. Semoga bisa jadi bacaan yang renyah seperti kerupuk upil baru digoreng.
Berikut ini (seperti) puisi-puisi pendek, masing-masing hanya terdiri atas 3 baris pendek. Mereka kesan selintas yang buru-buru ditampilkan
Judul tiga puisi Bonari Nabonenar ini: Pengemis, Terjebak, dan Tak Berdampak Sistemik, dirangkai jadi: Pengemis Terjebak di Wadhukmu.
Pamflet Akhir Tahun, puisi Bonari Nabonenar, diiringi Facbooker, Mencari Cinta, Pelajaran Hidup, dan Pelajaran Menari.
Puisi berjudul Yang Dibisikkan Ibu di Telingaku ini boleh ditulis ulang (sebaiknya bukan diketik) sebagai ucapan “Selamat Hari Ibu."
Berikut ini empat buah (seperti) puisi famlet: Hanya Permainan, Sejak Berabad-abad Silam, Di Manakah Kubur yang Tepat buat Mayatku Ini,
Membaca puisi Safitri, sering seperti duduk di dekat pancuran air di tepi telaga yang bening di tengah hutan. Bagaimana menurutmu?
Pendidikan (formal) adalah sektor paling dinamis di negeri ini? Boleh jadi! Pendidikan kita sedemikian dinamisnya.
Puisi- Kirimanan Aling Kusumastuti: Mabuk, Pingsan, dan Mati Kerajaan Cinta, apa saja makan Puisi, silakan baca