Berawal dari keprihatinan terhadap kesejahteraan petani di Madiun, Gunem.id berhasil mengungkap kisah inspiratif Vita Muryani, pemilik CV KZ Porang Madiun. Perempuan yang akrab disapa Vivi ini telah sukses mengekspor porang ke China secara rutin sejak tahun 2022. Bukan hanya sekadar eksportir, Vivi juga berperan penting dalam memberdayakan petani dan membangun industri porang Indonesia.

Related Post
Dalam wawancara eksklusif dengan Gunem.id, Vivi mengungkapkan bahwa perusahaannya mengirimkan hingga delapan kali pengiriman porang dalam bentuk chip ke China setiap bulannya. Terbaru, pada Kamis, 27 Februari 2025, sebanyak 45 ton atau dua kontainer porang telah diekspor. Perjalanan panjang ini bermula dari kesadaran Vivi akan potensi porang yang terabaikan. Ia melihat peluang besar untuk meningkatkan pendapatan petani melalui komoditas unggulan ini. Sayangnya, lemahnya pengelolaan di masa lalu membuat Indonesia sempat kehilangan kesempatan, bahkan sampai harus mengimpor bibit porang dari Thailand pada tahun 2019. Akibatnya, negara lain seperti Thailand dan Myanmar kini juga menjadi produsen porang.

Melihat kondisi tersebut, Vivi dan timnya tak hanya fokus pada budidaya, tetapi juga memberikan edukasi kepada petani. Mereka mengajarkan teknik penanaman yang tepat dan membuka wawasan tentang potensi ekonomi porang. "Awalnya, kami fokus di sektor hulu, namun seiring berkembangnya industri, kami juga mencoba terjun ke sektor hilir untuk memperkuat rantai pasok porang di Indonesia," ujar Vivi.
Keberhasilan CV KZ Porang Madiun tak lepas dari peran penting Vivi dalam membantu perusahaan besar memperoleh sertifikasi GACC (General Administration of Customs of China), yang merupakan syarat mutlak untuk ekspor ke China. Dukungan penuh dari suami Vivi, Thomas Cristady atau yang dikenal sebagai Raja, juga menjadi kunci kesuksesan ini. Raja mengakui bahwa persaingan di industri ekspor porang sangat ketat, bahkan sering terjadi persaingan tidak sehat di China.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, CV KZ Porang Madiun tetap konsisten dalam mengekspor porang, terutama dalam bentuk chip. Vivi berharap dapat terus mengembangkan ekosistem porang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani. Baginya, porang bukan hanya komoditas, tetapi juga harapan bagi kesejahteraan banyak keluarga petani. "Jika dikelola dengan baik, Indonesia seharusnya bisa menjadi pemain utama di industri porang dunia. Ini bukan hanya tentang bisnis, tapi juga tentang meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kemandirian pangan nasional," pungkas Vivi.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.