Gunem.id – Indonesia dikenal sebagai "surga rempah" dengan kekayaan rempah-rempah yang melimpah. Potensi ini tak hanya untuk bumbu masakan lokal, tapi juga untuk ekspor. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat peluang besar bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk meraup keuntungan dari pasar global.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, mengajak para IKM untuk melirik potensi ekspor bumbu masakan nusantara. "Kita bisa masuk dalam rantai pasok yang memasarkan barang setengah jadi bumbu makanan ke restoran di luar negeri," ujar Reni dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/10).
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa ekspor bumbu masakan Indonesia pada tahun 2022 mencapai 231 ribu ton dengan nilai 175,8 juta dolar AS. Meskipun demikian, sebagian besar ekspor masih dalam bentuk bahan baku seperti lada, ketumbar, kunyit, merica, bawang, dan cabai.
Kemenperin siap mendukung IKM untuk memproduksi bumbu makanan dengan memberikan pendampingan dan fasilitas. Reni menjelaskan, "Kemenperin memiliki empat target, yaitu menciptakan IKM yang berdaya saing, meningkatkan kontribusi IKM terhadap perekonomian, meningkatkan nilai tambah produk IKM, dan meningkatkan ekspor produk IKM."
Untuk memperkuat IKM, Kemenperin telah menyiapkan peta jalan yang mencakup penguatan permodalan dan penguasaan teknologi industri. Reni menambahkan, "Penguatan permodalan bisa dilakukan dengan kerja sama dengan perbankan untuk mempermudah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan permodalan fintech."
Kemenperin juga telah menggelar Food Innovation (IFI) dan mendirikan Rumah Kemasan di berbagai daerah untuk membantu IKM dalam hal penguasaan teknologi. Dengan dukungan dan strategi yang tepat, IKM diharapkan dapat memanfaatkan potensi rempah Indonesia untuk menembus pasar global dan meningkatkan perekonomian nasional.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.