7 Pembunuhan Sadis di Hongkong Selain Mutilasi Abby Choi, Berikut Informasinya (Part1)

Gunem.id - Kasus mutilasi mengerikan yang menimpa sosialita Hong Kong Abby Choi bukan satu-satunya di Hongkong.

Berikut adalah kasus pembunuhan mengerikan lainnya yang menghebohkan masyarakat negeri beton yang terjadi selama beberapa dekade.

1. Pembunuh Guci atau Tukang Jagal (1982)

Pada 1980-an, sopir taksi Lam Kor-wan menjemput empat wanita, berusia antara 17 dan 31 tahun, dan mencekik mereka. Dia kemudian membawa mayat-mayat itu ke flatnya, di mana dia memutilasinya dengan gergaji listrik.

Baca Juga: Ramalan Tarot Berdasarkan Zodiak Capricorn, Aquarius, dan Pisces Berlaku Pekan Ini 26 Februari hingga 4 Maret

Lam Kor-wan kemudian menyimpan organ seksual mereka dalam toples dengan formaldehida, zat yang ditemukan dalam cairan pembalseman, membuatnya mendapat julukan, "pembunuh guci" atau "tukang jagal".

Lam Kor-wan juga dikabarkan mengambil foto dan video korbannya. Dia ditangkap pada tahun 1982, setelah seorang teknisi foto menyadari bahwa potongan payudara adalah salah satu gambar yang dikirim Lam untuk dicetak. Hukuman matinya diubah menjadi penjara seumur hidup.

2. Pembunuhan Braemar Hill (1985)

Dua remaja lokal Inggris Kenneth McBride (17 tahun) dan Nicola Myers (18), dibunuh oleh lima gangster di Braemar Hill, sebuah distrik perumahan lereng bukit kelas atas di sebelah timur Mid Levels.

Baca Juga: Ramalan Tarot Berdasarkan Zodiak Libra, Scorpio, dan Sagitarius Berlaku 26 Februari hingga 4 Maret 2023

Kelima pria tersebut, yang berusia antara 16 dan 25 tahun saat itu, awalnya berusaha merampok pasangan tersebut. Namun, mereka memperkosa Ms Myers dan membunuh kedua remaja tersebut, setelah mereka menemukan bahwa para korban hanya memiliki HK$1 saja.

Orang-orang itu menghancurkan rahang Ms Myers dan menimbulkan sekitar 500 luka di tubuhnya. McBride menderita lebih dari 100 luka dan dicekik.

Kelima pria itu adalah: pekerja lepas Pang Shun-yee, 24, satpam Tam Sze-foon, 20, Tuan Cheung Yau-hang, 17, dan Tuan Chiu Wai-man, 25, keduanya pelayan, dan Won Sam-lung, seorang Koki berusia 16 tahun.

Won Sam-lung mengaku dan masih di bawah umur pada saat kejahatan itu dilakukan sehingga tanpa diadili. Ini berarti dia dimasukkan ke dalam penjara dan ditahan di sana sampai dianggap aman untuk membebaskannya. Dia dibebaskan pada tahun 2004.