Arsip Nasional Belanda Rilis Peta Harta Karun Nazi yang Diperkirakan Bernilai Rp296 Miliar

Gunem.id - Hari-hari terakhir Perang Dunia kedua ketika tentara Nazi tercerai berai, empat tentara Jerman mengubur timbunan koin emas dan permata di sebuah pedesaan Belanda.

Setelah hampir 80 tahun, Arsip Nasional Belanda merilis kumpulan dokumen yang diantaranya berisi peta harta karun Nazi dengan tanda X menandai tempat harta itu.

Menurut juru bicara Arsip Nasional Belanda, Annet Waalkens, pihaknya pekan lalu merilis lebih dari 1.300 dokumen sejarah.

Baca Juga: Satelit Cuaca NASA Berusia 38 Tahun akan Pensiun dan Jatuh Melintasi Asia

“Banyak peneliti, jurnalis, dan arkeolog amatir sangat tertarik dan bersemangat dengan peta harta karun Nazi,” kata Annet Waalkens dikutip Gunem.id dari The Guardian.

Menurut kabar, harta karun itu terdiri dari empat kotak amunisi yang berisi koin, jam tangan, perhiasan, berlian, dan batu permata lainnya.

Harta itu diperkirakan bernilai setidaknya 2 juta atau 3 juta gulden Belanda pada tahun 1945, atau senilai sekitar Rp296 miliar saat ini.

Baca Juga: Info Lokasi dan Jam Buka Gerai Layanan SIM Keliling Kota Bekasi untuk Hari Selasa 10 Januari 2023

Di antara arsip yang dirilis ke publik itu adalah file setebal 7 cm yang menceritakan upaya sia-sia Belanda menemukan harta rampasan Nazi itu, setelah perang berakhir.

Para peneliti percaya bahwa harta karun itu dikubur pada April 1945 tentara Jerman melarikan diri, atau sebelum Sekutu membebaskan Arnhem di Belanda timur.

“Tentara Nazi memutuskan untuk mengubur harta karun itu, karena terlalu berat untuk dibawa, saat mereka melarikan diri," ujar Annet Waalkens.

Baca Juga: Oscar De La Hoya Mengajukan Gugatan Cerai setelah Enam Tahun Berpisah dengan Millie Corretjer

Kargo berharga itu terkubur di bawah akar pohon poplar sedalam 70-80 cm, tepat di luar desa Ommeren, sekitar 25 mil dari Arnhem.

Harta karun itu mungkin akan hilang dari catatan sejarah selamanya, jika saja Helmut S, seorang veteran tentara Jerman yang ikut serta dalam penguburan, tidak membuka mulut.

Arsip Nasional merahasiakan nama lengkapnya, karena Helmut S yang kelahiran 1925 itu kemungkinan masih hidup, meski tidak ada yang berhasil melacaknya.