Informasi yang dihimpun Gunem.id dari berbagai sumber menyebutkan mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier, melontarkan kritik pedas terhadap kinerja Sri Mulyani. Bawazier menilai Sri Mulyani lebih mementingkan citra politiknya daripada menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan. Ia bahkan menyarankan Presiden Jokowi untuk mempertimbangkan pemecatan Sri Mulyani terkait skandal harta kekayaan di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Related Post
Bawazier mempertanyakan sensitivitas Sri Mulyani terhadap kasus korupsi di tubuh DJP. Ia mencium adanya kongkalikong antara Sri Mulyani dengan pejabat DJP yang bermasalah, sehingga kasus-kasus tersebut tidak ditangani secara tuntas. "SMI semakin menjadi politisi," tegas Bawazier melalui pesan singkat.

Sebagai contoh, Bawazier menyoroti pernyataan Sri Mulyani mengenai pencatatan aset negara. Menurut Bawazier, proyek pencatatan aset negara yang diinisiasi Sri Mulyani, yang dibiayai dari utang negara, lebih berbau politis daripada tindakan yang berorientasi pada pengelolaan keuangan negara yang baik. Ia menilai klaim Sri Mulyani bahwa pencatatan aset negara ini merupakan yang pertama kalinya dan mampu menutupi utang negara adalah berlebihan dan menyesatkan.
Bawazier menjelaskan bahwa tidak semua aset negara dapat diperjualbelikan. Banyak aset, seperti infrastruktur jalan, yang bersifat non-komersial dan tidak bisa ditransaksikan. Ia membandingkan pendekatan ini dengan cara kerja Kementerian Keuangan di masa lalu yang lebih selektif dalam mencatat aset negara, hanya yang memiliki nilai komersial dan berpotensi hilang. Hal ini, menurut Bawazier, lebih efisien dan hemat. Kritik Bawazier ini menjadi sorotan tajam terhadap kinerja Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Sri Mulyani.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.