Gunem.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak main-main dalam upaya pencegahan stunting. Melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK), mereka gencar melakukan pendampingan komprehensif kepada keluarga berisiko stunting.

Related Post
Sasarannya beragam, mulai dari calon pengantin hingga balita. Data yang dihimpun melalui Aplikasi Sayang Warga (ASW) pada September 2024 menunjukkan bahwa TPK telah mendampingi 3.255 calon pengantin, 317.614 Pasangan Usia Subur (PUS), 901 Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), 13.192 Ibu Hamil Tidak KEK, 1.719 Ibu Nifas (BuFas), dan 144.897 balita.

Tak hanya itu, TPK juga berhasil mendampingi 303 balita pra stunting dan 203 balita stunting. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati, menegaskan bahwa pendampingan ini bertujuan untuk memastikan kesehatan reproduksi dan keluarga, serta mencegah lahirnya bayi rawan stunting.
"Pendampingan dilakukan menyeluruh terhadap semua sasaran keluarga berisiko stunting. Mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, hingga balita," ujar Ida.
Lebih lanjut, Ida menjelaskan bahwa pendampingan ini juga mencakup PUS yang berjumlah lebih dari 300 ribu orang. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Surabaya dalam menekan angka stunting di wilayahnya.
"Pendampingan harian, mingguan, dan bulanan dievaluasi oleh berbagai pihak, termasuk Koordinator TPK, Kasi Kesra Kecamatan dan Kelurahan, TP PKK, Puskesmas, DP3APPKB dan Dinas Kesehatan," tambah Ida.
Pemkot Surabaya juga memastikan bahwa pencatatan dan pelaporan melalui ASW akan terus ditingkatkan. Setiap temuan dan hasil pendampingan dilaporkan secara berkala kepada DP3APPKB dan Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Surabaya.
"Kami juga terus memantau dan menangani pengaduan yang disampaikan oleh Tim Pendamping Keluarga melalui fitur pengaduan yang tersedia di aplikasi ASW," pungkas Ida.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.