Gunem.id – Surabaya, kota pertama di Indonesia yang bergabung dengan UNESCO Global Network Learning City (GNLC), kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kemajuan pendidikan seumur hidup. Kota Pahlawan ini akan berpartisipasi dalam Konferensi Regional ASEAN+3 UNESCO Learning Cities yang akan digelar di Bangkok, Thailand, pada 29-30 Oktober 2024.
Related Post
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kota-kota di Asia Tenggara dalam mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat dan saling berbagi praktik terbaik. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjad, menegaskan komitmen Pemkot Surabaya dalam mengembangkan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Surabaya, sebagai anggota pertama UNESCO GNLC di Indonesia, telah membuktikan komitmennya dalam memobilisasi seluruh sektor untuk mendukung pembelajaran sepanjang hayat, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, serta revitalisasi pembelajaran di keluarga dan komunitas," ujar Irvan.
Keikutsertaan Surabaya dalam GNLC membawa banyak manfaat, seperti dukungan teknis dan akses terhadap pedoman pengembangan kota pembelajaran. Surabaya juga mendapatkan pengakuan atas upaya pemerintah kota dalam memajukan pendidikan, akses ke pedoman dan strategi pembelajaran, serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam konferensi internasional dan regional.
"Surabaya juga berkesempatan untuk berbagi pencapaian melalui saluran komunikasi UNESCO GNLC dan terhubung dengan kota-kota pembelajaran lainnya di seluruh dunia," tambah Irvan.
Sebagai informasi, Surabaya menjadi anggota UNESCO GNLC pada tahun 2016 dan meraih penghargaan UNESCO Learning City Award pada tahun 2017. Penghargaan ini merupakan bukti nyata atas dedikasi Pemkot Surabaya dalam mengembangkan Kota Pembelajaran yang berkelanjutan.
Konferensi Regional ASEAN+3 UNESCO Learning Cities, yang diselenggarakan oleh Kantor Regional UNESCO di Bangkok bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Thailand dan Bangkok Learning City, bertujuan untuk memperkuat kapasitas kota-kota Asia Tenggara dalam berbagi pengetahuan tentang pembelajaran seumur hidup, serta mempromosikan inisiatif kota pembelajaran yang inovatif.
Surabaya siap untuk berkontribusi dalam konferensi ini dengan berbagi pengalaman dan pencapaiannya dalam mempromosikan pembelajaran seumur hidup.
"Tantangan yang dihadapi kota-kota di Asia Tenggara dalam mengembangkan pembelajaran seumur hidup sangat beragam, mulai dari perubahan iklim hingga perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI)," ujar Irvan. "Oleh karena itu, kolaborasi antar kota sangat penting untuk mengatasi tantangan ini."
Jaringan keanggotaan GNLC saat ini mencakup 356 kota di 79 negara di seluruh dunia. Di wilayah Asia Tenggara, terdapat 19 kota yang tergabung, termasuk Surabaya. Sementara Tiongkok, Jepang dan Korea, memiliki lebih dari 70 kota.
Konferensi Regional UNESCO akan memberikan peluang bagi kota-kota di kawasan untuk belajar praktik terbaik sekaligus mempercepat kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDG 11 tentang kota yang berkelanjutan.
Pemkot Surabaya terus berinovasi dalam mewujudkan education for all dalam kerangka Learning City. Beberapa inovasi yang telah diterapkan antara lain program unggulan seperti "1 Rumah 1 Sarjana" dan Asrama Bibit Unggul yang mendorong pendidikan tinggi untuk setiap keluarga.
Pemkot Surabaya juga menyediakan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk meningkatkan akses pendidikan bagi siswa SMA/SMK hingga perguruan tinggi, termasuk program Tebus Ijazah untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang beruntung.
"Selain itu, ada pula kegiatan Sinau dan Ngaji Bareng, Rumah Anak Prestasi, Sekolah Orang Tua Hebat, dan Sekolah Lansia Tangguh yang memperkuat ekosistem pendidikan inklusif dengan merangkul semua lapisan masyarakat dari anak-anak hingga lansia," pungkas Irvan.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.