Informasi dari Gunem.id menyebutkan bahwa penyerapan beras oleh Bulog Madiun hingga akhir tahun 2024 baru mencapai 70% dari target 13.500 ton. Dari total target tersebut, baru 10.500 ton beras yang berhasil diserap dari petani lokal dan mitra kerja sama. Kendala utama yang dihadapi adalah harga pembelian pemerintah (HPP) yang dinilai kurang kompetitif.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Madiun, Harisun, menjelaskan bahwa HPP beras medium Bulog sebesar Rp 11.000 per kilogram, sementara harga di pasaran mencapai Rp 11.500 per kilogram. Hal ini membuat petani dan mitra lebih tertarik menjual hasil panen mereka ke pihak lain yang menawarkan harga lebih tinggi. Meskipun demikian, Bulog Madiun tetap optimistis bisa mencapai target, dengan harapan panen raya kedua pada Februari mendatang dapat membantu mengejar ketertinggalan.
Bulog Madiun berupaya mendekatkan diri kepada kelompok tani dan gabungan kelompok tani untuk mendorong penjualan beras ke Bulog. Di sisi lain, untuk menjangkau masyarakat, Bulog Madiun aktif melakukan operasi pasar dan program penjualan murah, menawarkan beras SPHP dengan harga Rp 11.000 per kilogram di gudang dan melakukan pengiriman langsung ke konsumen. Beras premium Bulog, seperti Candi Mulyo, juga laris manis di pasaran karena kualitas dan harga yang kompetitif.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.