• Minggu, 2 April 2023

Penemuan DNA Berusia 2 Juta Tahun yang Dapat Mengungkap Cara Menangkal Dampak Pemanasan Global

- Kamis, 8 Desember 2022 | 16:22 WIB
Peneliti dan Ilmuwan temukan DNA berumur 2 juta tahun  (Ilustrasi : Unsplash)
Peneliti dan Ilmuwan temukan DNA berumur 2 juta tahun (Ilustrasi : Unsplash)

Gunem.id - Para ilmuwan menemukan sebuah DNA yang diperkirakan berumur dua juta tahun, dan akan memecahkan rekor sebelumnya yakni DNA yang diperkirakan berusia satu juta tahun.

Fragmen mikroskopis itu, masing-masing panjangnya sepersejuta milimeter, ditemukan di sedimen zaman es di Greenland utara.

Menurut profesor Kurt Kjaer, dari Pusat GeoGenetik Universitas Kopenhagen, penemuan ini dapat memberikan petunjuk tentang cara terbaik untuk menangkal dampak merusak dari pemanasan Global.

Baca Juga: Jurnalis Portugal Tertipu, Menyangka Cristiano Ronaldo akan Berlatih Bersama Tim Cadangan

“Ini adalah salah satu alasan mengapa kemajuan ilmiah ini begitu signifikan, karena dapat mengungkap cara untuk menangkal dampak pemanasan Global yang merusak,” kata Profesor Kjaer dikutip Gunem.id dari Dailymail.

Dari DNA yang ditemukan para ahli dapat memetakan ekosistem prasejarah yang terdiri dari hewan seperti rusa kutub, kelinci, lemming, bahkan Mastodon, yang sering digambarkan sebagai gajah zaman es berbulu.

Sebelumnya diperkirakan Mastodon berkeliaran tidak jauh dari asal-usulnya di Amerika Utara, tetapi penemuan terbaru ini membuktikan bahwa ia menjelajah sejauh Greenland sebelum punah.

Baca Juga: Charlize Theron Memiliki Sikap yang Dibentuk oleh Tragedi Sang Ibu yang Terpaksa Menembak Ayahnya

Bukti tanaman seperti pohon birch dan poplar juga ditemukan, serta penemuan berbagai mikroorganisme lainnya.

41 sampel DNA ini ditemukan tersembunyi di tanah liat dan kuarsa di Formasi Kobenhavn, sebuah endapan sedimen setebal hampir 100 meter dan terselip di mulut fyord di Samudra Arktik.

"Sampel DNA purba ditemukan terkubur jauh di dalam sedimen yang telah terbentuk selama 20.000 tahun," kata Profesor Kurt Kjaer, dari Pusat GeoGenetik Universitas Kopenhagen.

Baca Juga: Jaringan Pemred Promedia (JPP) Resmi Terbentuk,Pengurus Pusat Jakarta Mulai Bekerja

“Sedimen itu akhirnya terawetkan dalam es atau permafrost dan, yang terpenting, tidak diganggu oleh manusia selama dua juta tahun,” lanjutnya.

Sementara profesor Eske Willerslev, ilmuwan dari St John's College Universitas Cambridge, mengatakan dari penemuan ini untuk pertama kalinya kita dapat melihat langsung pada DNA dari ekosistem yang berusia jutaan tahun.

Halaman:

Editor: Pulung Nowo Wijoyo

Sumber: dailymail.co.uk

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X