Gunem.id - Seorang pakar keamanan siber, Alon Gal, mengungkap bahwa peretas berhasil mencuri alamat Email lebih dari 235 juta pengguna Twitter dan mempublikasikannya di forum internet.
Pencurian Email itu "akan menyebabkan banyak peretasan, phishing, dan doxxing," tulis Alon Gal di LinkedIn.
Alon Gal juga menyebut, pelanggaran itu "salah satu kebocoran paling signifikan yang pernah saya lihat".
Menurut Alon Gal, yang memposting tangkapan layar daftar Email yang diretas, dia menemukan alamat Email pengguna Twitter yang diretas itu di dark web.
"Basis data ini akan digunakan oleh peretas, hacktivist politik, dan tentu saja pemerintah untuk merusak privasi kita lebih jauh lagi," kata Alon Gal dikutip Gunem.id dari New York Post.
Pihak Twitter belum mengomentari atau menanggapi laporan tersebut, meski telah diposting oleh Alon Gal di media sosial sejak pada 24 Desember 2022.
Tidak ada petunjuk tentang identitas atau lokasi peretas, dan diperkirakan terjadi pada awal 2021, sebelum Elon Musk mengambil alih Twitter tahun lalu.
Klaim tentang ukuran dan ruang lingkup data yang dicuri awalnya bervariasi, yang awalnya dikatakan 400 juta alamat Email dan nomor telepon dicuri.
Phishing adalah taktik yang digunakan oleh penjahat dunia maya yang mengirim Email atau pesan teks yang mengaku berasal dari perusahaan terkemuka.
Baca Juga: Info Lokasi dan Jam Buka Gerai Layanan SIM Keliling untuk Warga Kota Depok Hari Senin 9 Januari 2023
Pesan-pesan ini meminta target mereka untuk mengirimi mereka informasi pribadi, termasuk nomor kartu kredit, kata sandi, dan data sensitif lainnya.
Sedangkan praktik Doxxing adalah perbuatan seseorang yang memposting secara online, alamat atau informasi sensitif milik seseorang tanpa persetujuan.
Artikel Terkait
Elon Musk Mengatakan Ia akan Memproduksi Ponsel Jika Apple dan Google Menghapus Twitter di Aplikasi Mereka
Petinju Meksiko Canelo Alvarez Mengancam Megabintang Argentina Lionel Messi melalui Cuitan di Twitter
Elton John Keluar dari Twitter karena Alasan Penyebaran Informasi Salah yang Tak Terkendali
Elon Musk Luncurkan Jajak Pendapat Apakah Dia harus Berhenti sebagai CEO Twitter
Hasil Polling Elon Musk: Hampir 60% Responden Menginginkannya Keluar dari Twitter