Gunem.id - AI chatbot, sebuah aplikasi percakapan dengan mesin pintar, sedang naik daun, namun satu aplikasi itu melangkah terlalu jauh dengan memungkinkan orang untuk mengobrol dengan orang terkenal, tokoh ternama, yang telah mati.
AI chatbot kemudian menjadi persoalan karena aplikasi percakapan berbasis kecerdasan buatan (AI) itu mengakomodasi tokoh sejarah yang baik maupun yang jahat.
Hanya dalam waktu dua pekan sejak diluncurkan, aplikasi bernama Tokoh Sejarah telah mendapatkan popularitas. Karuan saja, aplikasi ini memungkinkan orang 'berbicara' dengan hampir 20.000 orang terkenal dari sejarah.
Baca Juga: Info Loker BUMN : BNI 46 Membuka Lowongan untuk Program BINA BNI, Ini Persyaratanya
Akan tetapi, banyak orang tidak senang karena aplikasi ini memungkinkan Anda melakukan percakapan dengan Hitler, letnan Nazi, dan diktator lainnya.
Versi aplikasi dari Heinrich Himmler, kepala SS Jerman Nazi dan seorang arsitek Holocaust, menyangkal bahwa mereka bertanggung jawab meskipun perannya terdokumentasi dengan baik.
Begitu pula, dalam obrolan satu pengguna dengan petinggi Nazi lainnya, Joseph Goebbels, aplikasi tersebut tampaknya menulis ulang perannya dalam sejarah, dan membuatnya tampak tidak berbahaya.
Yang lain menunjukkan bahwa bahkan Jimmy Savile—tokoh media yang semasa hidupnya dikenal baik dan dermawan, namun kemudian diketahui sebagai penjahat kelamin, muncul sebagai opsi untuk mengobrol.
Aplikasi yang dibuat oleh insinyur perangkat lunak Amazon berusia 25 tahun, Sidhant Chadda, dibuat di atas perangkat lunak AI populer, ChatGPT.
Artikel Terkait
Satelit Cuaca NASA Berusia 38 Tahun akan Pensiun dan Jatuh Melintasi Asia
Seru! Google Luncurkan Reaksi Emoji di Layanan Komunikasi Video Google Meet
Patuhi Ketentuan Layanan di Aplikasi WhatsApp, Jaga Perkataan agar Tidak Terkena Blokir
Twitter Berencana untuk Menjual Akun Pengguna Tidak Aktif Melalui Lelang Online
Google Umumkan PHK 12 Ribu Pegawainya di Seluruh Dunia, Drama PHK Perusahaan Teknologi Berlanjut