Gunem.id melaporkan, Pemerintah Kota Surabaya tengah bersiap menghadapi potensi lonjakan inflasi akibat penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 Kg. Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan keprihatinannya terhadap dampak kenaikan harga ini terhadap daya beli masyarakat Surabaya, meskipun PT Pertamina Patra Niaga menjamin ketersediaan pasokan yang stabil. "Pasokan aman, tapi kenaikan harga tetap mempengaruhi daya beli," tegas Eri.

Related Post
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Surabaya melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) gencar melakukan pemantauan dan perhitungan dampak kenaikan harga barang pokok, khususnya LPG 3 Kg. Rapat rutin TPID bertujuan untuk mencegah lonjakan inflasi yang signifikan. "Kami akan terus menghitung dan berkoordinasi agar kenaikan harga tidak berdampak besar pada inflasi Surabaya," tambah Eri.

Sebelumnya, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma, menjelaskan bahwa perubahan HET LPG 3 Kg telah berlaku sejak 15 Januari 2025 berdasarkan SK Gubernur Jatim. Perubahan ini telah dikoordinasikan dengan Pemprov Jatim, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jatim, PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, dan Hiswana Migas. Pemkot Surabaya pun telah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota yang mengimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 Kg di pangkalan resmi.
Vykka memastikan ketersediaan stok LPG di Surabaya aman. Namun, ia mengakui kemungkinan adanya selisih harga di atas HET di beberapa pedagang, yang disebabkan oleh biaya transportasi dan keuntungan. Oleh karena itu, masyarakat kembali diingatkan untuk membeli LPG di pangkalan resmi guna menghindari potensi eksploitasi harga.
Tinggalkan komentar
Anda harus masuk untuk berkomentar.